17 March, 2012

Ini Masalah 'Taste' dan Hitungan Akhirat

Saat ini dunia sudah semakin menua. Dan penduduknya pun sudah semakin menggila; gila harta, gila jabatan, gila penghormatan, dan lain sebagainya. Sehingga kalau manusia disodorkan pada dua pilihan, kebanyakan akan cenderung memilih pilihan yang paling menguntungkan, tanpa pikir panjang. Mungkin memang menguntungkan secara duniawi, tapi belum tentu menguntungkan secara ukhrowi. Namun, tentunya tidak semua. Karena masih ada segelintir orang yang ‘sehat’. Merekalah orang-orang yang ikhlas dalam ber-Islam.

Ada seorang teman pernah mengajar di sebuah pesantren yang jauh dari tempat asalnya di Tangerang. Ia ditugaskan ke Aceh selama kurang lebih satu tahun lamanya, dengan upah Rp 500.000 (lima ratus ribu rupiah) setiap bulannya. Hari berganti minggu, minggu berganti bulan, bulan berganti tahun. Singkat cerita, tertunaikan sudah amanah yang dipikulnya. Dan tiba saatnya untuk kembali ke kampung halamannya, Tangerang.


Ketika pulang, ia pun mendapat tawaran untuk mengajar lagi di sebuah pesantren yang tidak terlalu jauh dari kota tempat tinggalnya. Dengan upah Rp 1.700.000 (satu juta tujuh ratus ribu rupiah) perbulan. Tiga kali lipat lebih banyak dibandingkan dengan upah saat mengajar di Aceh. Namun apa yang terjadi? Ia hanya bisa bertahan selama 1 minggu! Ada apa gerangan? Dari segi fasilitas jauh lebih bagus, ketika mengajar di Aceh tempat tinggalnya amat sangat sederhana, sandal pun ‘halal’ masuk sampai sisi dipan tempat tidur. Ketika di Aceh kasurnya tipis, di tempat mengajarnya yang baru kasurnya tebal, tentu lebih nyaman untuk istirahat. Masalah makan, ketika di Aceh masak sendiri, belanja bahan-bahannya sendiri. Di tempat mengajarnya yang baru, makanan siap tinggal santap! Ketika di Aceh, kalau ada santri yang dijenguk oleh keluarganya, biasanya sebatas makanan-makanan ringan seperti kue-kue kering yang dibawa. Tapi di tempat mengajarnya yang baru, yang dibawa adalah makanan-makanan junk food! Seperti KFC dan sejenisnya. Dan otomatis ada jatah khusus untuk ustadznya :-).


Usut punya usut ternyata ini masalah ’taste’… Bukan sekedar masalah uang, uang dan uang!


Jadi, saat mengajar di Aceh ia terbiasa ‘bergerak’ dari bangun tidur sampai mau tidur lagi. Banyak kontribusi yang bisa ia berikan. Dengan itu ia merasa menjadi orang yang bermanfaat. Namun di tempat mengajarnya yang baru, ruang geraknya terbatas. Meskipun fasilitasnya terlihat lebih menggiurkan, ia merasa lebih nyaman ketika mengajar di Aceh dengan segala kesederhanannya, tapi keberadaannya disana lebih banyak manfaatnya. Dan akhirnya, ia pun berencana untuk kembali lagi ke Aceh, ke pesentren yang sederhana itu..


Kita bisa menyimpulkan, bahwa;

1. Ia telah memperhitungkan dengan ‘hitungan akhirat’. Lebih banyak bergerak, lebih banyak berkontribusi, maka otomatis lebih banyak ia memberikan manfaat. Dan itu kesempatan dia untuk menjadi sebaik-baik manusia di mata Allah swt. Rasulullah saw bersabda;
Diriwayatkan dari Jabir berkata, Rasulullah saw bersabda,”Orang beriman itu bersikap ramah dan tidak ada kebaikan bagi seorang yang tidak bersikap ramah. Dan sebaik-baik manusia adalah orang yang paling bermanfaat bagi manusia.” (HR. Thabrani dan Daruquthni, dishahihkan oleh al Albani didalam “Ash-Shahihah” nya.)

2. Ia telah mengutamakan akhirat dari pada dunia. Ia lebih memilih pekerjaan dengan upah Rp 500.000 (lima ratus ribu rupiah) tiap bulannya tapi ia lebih banyak manfaatnya disana, dibandingkan upah Rp 1.700.000 (satu juta tujuh ratus ribu rupiah) tapi ia sedikit manfaatnya disana. Allah swt berfirman;
“Adapun orang yang melampaui batas, dan lebih mengutamakan kehidupan dunia, maka sesungguhnya nerakalah tempat tinggal(nya). Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya, maka sesungguhnya surgalah tempat tinggal(nya).” (QS.An-Nazi’at:37-41)

3. Ia memahami bahwa apa yang di sisi Allah lebih baik dan lebih kekal. Allah swt berfirman;

“Dan apa saja yang diberikan kepada kamu, maka itu adalah kenikmatan hidup duniawi dan perhiasannya; sedang apa yang di sisi Allah adalah lebih baik dan lebih kekal. Maka apakah kamu tidak memahaminya?”
(QS.Al-Qoshosh:60)

Pada akhir tulisan ini, penulis mengutip sedikit kalimat hikmah dari sebagian shohabah dan ulama tentang keutamaan akhirat diatas dunia:

• Ali Ra berkata, "Barangsiapa yang menyembah dunia dan mengutamakannya di atas akhirat, akan mendapat akibat yang buruk".
• Imam Asy-Syafi’I berkata, “Wahai orang yang gandrung dunia, ingatlah dunia ini tidak kekal. Sore dan pagi datang silih berganti.”
• Yahya bin Mu’adz berkata, “Orang mulia tidak akan durhaka kepada Allah, dan orang bijak tidak akan mengutamakan dunia daripada akhirat.”

Ya Allah, jadikanlah kami termasuk orang-orang yang lebih mengutamakan akhirat dari pada dunia, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, serta jagalah kami dari api neraka.

Wallahu a’lam.[]


Penulis : Oktarizal Rais
Mahasiswa tingkat akhir
di Ma'had Aly An-Nu'aimy, Jakarta
 
http://www.bersamadakwah.com/2012/03/ini-masalah-taste-dan-hitungan-akhirat.html
Read more »

Kader PKS: Bagaimana Kami Mengejar Kemenangan

Bagi kami kader PKS, di setiap medan laga, baik pemilu legislative, pemilukada kabupaten, atau provensi, menang adalah perintah dari Allah, sehingga aktifitas kami adalah mengejar kemenangan. Menciptakan suasana agar kita dapat merebut atau mempertahankan kemenangan adalah kewajiban dari Allah, dan kesepakatan bersama dari partai.

Kami diajarkan bahwa saat perang Badar dengan kondisi kekuatan musuh sepuluh kali lipat pasukan Rasulullah, Rasul tetap diperintahkan oleh Allah untuk memenangi pertempuran tersebut. Dan begitulah kami memaknai hari hari perjuangan kami. Bahwa kami tidak sekedar diperintahkan bertempur, tapi kami diperintahkan untuk menang.

Di Khandak, kami diajari juga oleh Rasulullah, untuk mempertahankan diri, mempertahankan kemenangan, dengan cerdas, sabisa bisa, kudu bisa, dan pasti bisa kami atur strategi untuk mempertahankan kemenangan. Seperti pasukan khandak yang berjibaku, bersiap diri sedini mungkin menyambut pasukan musuh, yang belum lagi terlihat batang hidungnya itu..

Alahasil, dan di Khandak itulah mereka linglung, lalu kemudian menyerah..
Tapi sesungguhnya, kami tidak pernah merasa dimusuhi, seperti tulis guru kami, Ustadz Rahmat Abdullah dalam pilar pilar asasinya: “.. tidak patut bagi Rasul dan para pengikutnya memasukkan kedalam hatinya perasaan dimusuhi..”

Dan kami juga dilarang oleh Allah bersedih hati, terhadap tindak tanduk mereka yang “memusuhi kami”, karena kami, tidak pernah merasa dimusuhi. Allah sendiri yang akan menghadapi niat dan tindakan buruk meraka pada kami. Kami akan pasti diberikan kekuatan untuk menghadapinya.

Kami fahami betul bahwa kemenangan ini sepenuhnya menjadi hak Allah, maka seperti kata Sekjend kami, UstAnisMatta: “Yang harus kita jaga agar takdir baik berpihak pada kita adalah konsistensi pada kebenaran.”

Dan itulah yang selalu kami lakukan, sepanjang tahun, sepanjang umur, memperbaiki kedekatan kami dengan sang penentu Takdir, memperbaiki kualitas dan kapasitas diri, dan melakukan sebanyak banyaknya kebaikan sosial di masyarakat.
Karena..
 
Kemenangan bagi kami, bukanlah sesuatu yang membuat kami berpesta pora, larut dalam euphoria, lalu lupa diri. Dalam bayangan kami, kemenangan tidak pernah tergambar sebagai keuntungan pribadi, akan kami reguk nilai nilai ekonomi dari kemenangan itu.. tidak!

Kemenangan bagi kami, adalah berarti semakin besar kekuatan yang kami miliki untuk memperbaiki bangsa Indonesia, mewujudkan kesejahteraan, memperbaiki moral bangsa, dan seterusnya. Dari sanalah, kami kader-kader PKS akan berbahagia.

Kemenangan bagi kami, adalah berarti Allah Rabbul Alamin menghendaki kontrak kepemimpinan baru untuk pemimpin kami, untuk kami juga, amanah, yang akan dipertanggungjawabkan langsung di yaumul hisab nanti..

Oleh karena itulah,
Masyarakat tidak lagi heran kalau setiap hari, setiap kader PKS, misalnya di Jawa Barat, selalu bersemangat mengantarkan kang Ahmad Heryawan (kang Aher), selangkah demi selangkah untuk melanjutkan kepemimpinan di Jawa Barat.

“Kang Aher itu dapet gelar Doktor lho, bidang manajemen pemerintahan, dari Korea, presiden aja enggak..” jelas kang Teten pada wa Adil.
 
“Kang Aher mah, ga segen segen belanja, meringankan tugas Teh Netty, Kepala keluarga yang baik..” sebut teh siti pada mak Encih..
 
“Tah jalan Propensi 97% sudah bagus, ku kang Aher” teriak kang Supriatna di pos ronda..
“Kalau sekarang kita bisa sekolah gratis teh siapa sok yang mencanangkan! Tah kang Aher” tukas pak Mahmud di sekolah Anu..

Dan begitulah hari-hari kami, satu persatu masyarakat kami temui, di facebook, di twitter, dimana-mana, kami ajak bergabung dalam barisan kami, kami perkenalkan dengan gubernurnya sekarang, dan dengan segudang prestasi tersebut. Kang Aher menjadi calon paling siap untuk melanjutkan lagi kejayaan Jawa Barat.

Sehingga, bagi kami kader PKS, kami tidak pernah kekurangan motivasi untuk mengejar kemenangan, kami tidak pernah kekurangan energi, karena tiap hari kami punya cadangan energi ruhiyah yang melimpah, yang sepanjang hari itu terus kami isi dengan tilawahnya, tahajudnya, shaumnya, jama’ahnya di Masjid, dan seterusnya..

Dan kami selalu ringan mengeluarkan brankas dakwah kami, yang tidak lain adalah kantong kantong kami sendiri. Karena nanti Allah saja yang akan mengganti infak infak dakwah kami itu dengan berlipat.. dan kami tidak pernah memusingkan akan hal itu.
Dan kerja pemenangan kami ini adalah kerja yang terus menerus, bukan hit and Run, baru beraksi saat kampanye saja.. (Ledia Hanifa)

Sehingga..
Ringan juga bagi pemipin/calon pemimpin kami, seperti kang Aher, untuk melangkah, meneruskan kepemimpinannya, karena beliau tidak perlu pusing memikirkan harus membayar tim sukses, karena kami kader kader PKS tidak pernah mau dibayar dengan rupiah, disini kami sedang berniaga dengan Allah, biar Allah nanti yang akan membayar kami.
 
(Wallahualam)
akiAwan
http://www.facebook.com/aki.awan

http://www.islamedia.web.id/2012/03/kader-pks-bagaimana-kami-mengejar.html
Read more »

New Serial Cinta Anis Matta

Seperti angin membadai.. kau tak melihatnya, tapi merasakannya. Begitulah cinta, ia ditakdirkan menjadi kata tanpa benda. Seperti banjir menderas, kau tak kuasa mencegahnya dan hanya bisa ternganga saat ia menjamah seluruh permukaan bumi. Demikianlah cinta.

Cinta ditakdirkan menjadi makna paling santun yang menyimpan kekuatan besar. Tak terlihat, hanya terasa. Tapi dahsyat.

Cinta seperti api yang menyala-nyala. Kau tak kuat melawannya. Hanya bisa menari saat ia mengunggun. Seperti itulah cinta..

Cinta adalah kata tanpa benda. Mutiara bagi ribuan makna. Wakil dari sebuah kekuatan tak terkira. Tapi ia jelas, sejelas matahari.

Cinta adalah lukisan abadi dalam kanvas kesadaran manusia. Lukisan. Bukan definisi. Ia disentuh sebagai sebuah situasi manusiawi..

Cinta merajut semua emosi manusia.. begitu agung tapi juga terlalu rumit.. begitulah cinta. Cinta adalah makna kebenaran dalam penciptaan.. Cinta tidak tumbuh dalam hati yang dipenuhi keangkuhan, angkara murka dan dendam...

Iman itu laut, cintalah ombaknya.. Iman itu api, cintalah panasnya.. Iman itu angin, cintalah badainya..

Cinta itu memanusiakan manusia dan mendorong kita memperlakukan manusia dengan etika kemanusiaan..

Cinta adalah kegilaan jiwa. Saat ia merasuki jiwa, energimu jadi berlipat, mendidih bak kawah yang siap meledak dan membakar sekelilingnya.

Cinta adalah kekuatan perubahan yang dahsyat. Selalu berusaha memahami dan menghidupkan. Membuat manusia lebih peka dan saling menghargai. Tidak seperti kekerasan, cinta justru butuh kesabaran dan usaha dari dalam. Lebih dari sekedar kekuatan fisik.

Kekuatan cinta mampu membelah badan bulan. Mampu memecahkan tengkorak tanpa pukulan, bahkan menghancurkn tentara Fir'aun tanpa pertempuran.

Saat kamu berperang di bawah bendera kebenaran, cinta mengendalikan motif dan caramu berperang. Meski tetap ada kekerasn dan darah, cinta membuat perang menjadi agung, etis dan manusiawi. Maka mereka yangg tak terlibat dalam perang tak boleh dijadikan korban

Saat cinta lenyap dari kehidupn, maka tak ada lagi kedermawan kolektif yang membuat kita mau berbagi. Yang tersisa hanyalah keserakahan. Keserakahan di sisi lain akan menimbulkan kemiskinan. Kemiskinan akan mengubah orang menjadi pendendam dan mencari kambing hitam..

Hanya cinta yang mampu merekatkan dan mengubah dendam dan keserakahan.. Karena hakikat cinta adalah memberi dan berbagi... Cinta jugalah yang mampu mengubah dunia menjadi sepenggal firdaus...

Arafah, inilah potret negeri cinta. Seluruh jiwa menyatu dalam lukisan yang rumit: disatukan oleh kekuatan cinta yang lahir karena kekuatan iman. Arafah adalah potret negeri cinta. Saat pasukan cinta datang membebaskan jiwa-jiwa manusia dari belenggu yang membatasi hidupnya dari sekat tanah dan etnis

Arafah adalah potret negeri cinta. Saat celupan cinta jiwa-jiwa muncul dalam kesamaan-kesamaan yang baru. Keramahan yang tulus, kerendahan hati yang natural. Arafah adalah potret negeri cinta.. Negeri yang menunjukkan bahwa batasan negeri kita adalah ruang hati kita. Seluas apa ruang hati kita dapat menampung orang lain dengan cinta, seluas itulah negeri yang kita huni. Arafah adalah potret negeri cinta yang menunjukkan selama apa cinta dapat bertahan dalam hati kita, selama itulah umur negeri kita

Cinta selalu mampu menjalin setiap jiwa dalam kelembutan yang menyamankan. Cinta juga selalu mampu menampung semua bentuk perbedaan.

Cinta juga melahirkan pertanggungjawaban pada stiap mereka yang selalu bertanya mampukah mempertanggungjawabkan sikapnya di depan Sang Khalik. Cinta juga melahirkan kelembutan. Seperti sapu lidi yang direkatkan oleh cinta untuk membersihkan kehidupan. Tapi ikatan cinta mengatur irama para pencintanya dalam keserasian yang indah. Itulah sebabnya mereka kuat. Juga Nyaman dan abadi.

Taman Hati ialah taman hidup. Meski sempit ruangnya, tapi cinta mampu membuatnya menjadi lapang. Cinta membuatnya nyaman dihuni. Kenyamanan itulah rahasia jiwa yang diciptakan cinta. Ia bisa membuat kita bertahan memikul beban, melampaui gelombang peristiwa dan tetap merasa damai.

Cinta menciptakan kenyamanan yang menyerap semua emosi negatif; masuk dalam serat jiwa melalui himpitan peristiwa kehidupan. Cinta juga mampu mengobati segala luka. Semua luka emosi yang kita alami sepanjang hidup hanya mngkin dirawat di sana, dalam rumah cinta.

Dalam rumah cinta kita menemukan sistem perlindungan emosi yang ampuh. Karena hakikat cinta itu sesungguhnya hanya satu : memberi. Cinta dan memberi itu seperti pohon, mulanya ia menyerap matahari dan air. Kemudian mengeluarkan semua kebajikan yang ada dalam dirinya.

Cinta mengajarkan kita memperoleh hak-hak kita dengan melaksanakan kewajiban-kewajiban kita pada orang lain. Karena itulah cinta saling menggenapi dan mempertemukan dua kutub jiwa.

Di alam jiwa, sayap cinta sesungguhnya tak pernah patah. Kasihnya pasti akan selalu sampai. Karena bila ada cinta di hati yang satu, pasti ada cinta di hati yang lain. Seperti satu tangan yang takkan bisa bertepuk tanpa tangan yang lain

Ketika kasih tak sampai, atau uluran cinta tertolak, sesungguhnya yang terjadi hanyalah kesempatan memberi yang lewat. Karena selama kita memiliki cinta.. kita akan selalu memiliki sesuatu yang kita berikan pada yang lain. Sesungguhnya kita menderita bukan karena kita mencintai. Tapi karena kita menggantungkan sumber kebahagiaan kita pada orag lain yang tidak mencintai kita.

Jalan para nabi kita adalah jalan cinta. Kita adalah anak-anak cinta. Dan cinta adalah ibu kita. Jalan cinta selalu melahirkan perubahan besar dengan cara yang sangat sederhana. Karena ia menjangkau pangkal hati secara langsung.

Cinta adalah kutub jiwa yang berlawanan dengan tirani; ia lahir dari respek dan penghargaan kepada manusia. Saat kekuasaan mendapatkan sentuhan cinta,wajahnya berubah: gurat-gurat kekejaman segera berganti menjadi garis-garis kerentaan dari penguasa yang melayani.

Hanya dalam genggaman cinta kekuasaan berubah jadi alat untuk melindungi, melayani dan menyejahterakan rakyatnya. Dengan energi cinta sang penguasa bukan lagi kuda liar yang setiap saat bisa melompat dari kandang dengan energi kekuasaan..

Sang penguasa dalam genggaman cinta adalah mata air kebajikan yang pada satu saat bertemu dengan hujan deras kekuasaan, maka jadilah ia banjir; kebajikan melimpah ruah dalam muara masyarakat manusia. Demikianlah energi cinta memberi dan melayani.

Sebaik-baik pmimpin adalah yang kalian cintai dan ia mencintai kalian. Seburuk-buruknya pemimpin kalian adalah yang kalian benci dan ia membencimu.

Cinta adalah kata yang mewakili seperangkat kepribadian yang utuh: gagasan, emosi dan tindakan. Tapi kebanyakan orang seringkali hanya mengambil bagian tengah dari cinta: emosi. Dalam kehidupan mereka, cinta adalah gumpalan perasaan yang romantis dan indah. Mereka bahkan menderita untuk menikmati romantika cinta. Itulah karenanya kehidupan mereka tidak berkembang..

Cinta adalah sebuah totalitas. Di sana gagasan, emosi dan tindakan menjdi kesatuan yang utuh dan bekerja bersama demi kebahagiaan orang-orang yang kita cintai. Orang-orang dengan kepribadian yang lemah dan lembek tidak dapat mencintai dengan kuat. Para pencinta sejati selalu datang dari orang-orang dengan kepribadian yang kuat.

Cinta itu indah. Bekerja dalam ruang kehidupan yang luas. Inti pekerjaannya adalah memberi, pada orang-orang yang kita cintai untuk tumbuh menjadi lebih baik. Para pencinta sejati hanya mengenal satu pekerjaan besar dalam hidup mereka: memberi. Terus menerus memberi... begitulah cinta. Menerima? Itu mungkin dan bisa jadi pasti! Tapi itu hanya efek. Seperti cermin kebajikan yang memantulkan kebajikan yang sama.

Pencinta sejati menjadikan dirinya seperti air dan matahari. Ia membuat orang lain tumbuh dan berkembang dengan siraman air dan sinar cahayanya.

Para pecinta sejati tak suka berjanji. Tapi begitu mereka memutuskan mencintai seseorang, mereka segera membuat rencana memberi.

Para pecinta sejati tak suka berjanji. Karena janji menerbitkan harapan. Tapi pemberian melahirkan kepercayaan. Berbeda dengan janji, rencana memberi yang terus terealisasi menciptakan ketergantungan. Ketergantungan yang menghidupkan..

Cinta adalah cerita tentang seni menghidupkan hidup. Mereka menciptakan kehidupan bagi orang-orang untuk hidup. Meski kehidupan yang mereka bangun sering tidak disadari oleh orang-orang yang menikmatinya.

Hadirnya cinta sejati akan sangat terasa begitu ia pergi. Saat itu ada kehilangan menyayat hati. Ada ruang besar kehidupan yang tak berpenghuni

Saat seseorang kehilangan cinta sejati, maka di langit hatinya akan ada mendung pekat yang bisa menurunkan hujan air mata yang amat deras.Intinya cinta adalah memberi, pemberian pertama seorang pencinta sejati adalah perhatian. Perhatian yang lahir dari lubuk hati paling dalam.

Perhatian adalah pemberian jiwa: sebuah kondisi dimana kamu keluar dari dirimu menuju pada orang lain yang kamu cintai..

Kekuatan para pencinta sejati adalah bahwa mereka pemerhati yang serius. Mereka memperhatikan orang yang mereka cintai secara intens dan menyeluruh.

Perhatian: itulah rahasia agung dari cinta. Saat ia hilang, jiwa orang yang dicintai tersiksa, mungkin ia tak mengatakan, tapi ia merasakan.

Pekerjaan kedua bagi para pecinta sejati setelah memperhatikan, adalah menumbuhkan. Menumbuhkan sang kekasih untuk menjadi lebih baik dan berkembang. Inilah cintanya cinta.

Pertumbuhanlah yang membedakan cinta yang matang dengan cinta seorang melankolik. Penumbuhan memberikan sentuhan edukasi pada hubungn cinta.

Sukses pecinta sejati adalah seperti sukses cinta seorang guru pada muridnya. Saat nafas cintanya meniup kuncup pun mekar menjadi bunga. []

Sumber : Kulwit @Anis Matta

http://www.bersamadakwah.com/2011/04/new-serial-cinta-anis-matta.html
Read more »

Akhirnya, Salafi Yaman Deklarasikan Partai Politik

Setelah ditunggu publik terkait keputusan "ijtihad baru" di bidang politik, akhirnya Salafi Yaman mendeklarasikan berdirinya partai politik. Salafi Yaman mengambil momentum akhir Muktamar Umum Salafi yang digelar di Shan'a untuk mendeklarasikan partai bernama Ittihad Ar Rasyad Al Yamani, Rabu (14/3). Demikian lansir Yaman Sama Al Akhbariyah pada hari yang sama.

Muktamar juga menghasilkan keputusan mengajak rakyat Yaman untuk mendukung dan bergabung dengan partai baru itu.

Al Jazeera mengatakan, pembentukan partai politik itu merupakan peran besar para pemuda Salafi Yaman. Merekalah yang mendorong para tokoh Salafi di Yaman untuk membentuk partai politik sebagai wadah perjuangan yang yang diharapkan kelak menyatukan seluruh kelompok Salafi Yaman.

Syeikh Murad Al Qudsy menyatakan bahwa para pemuda Salafi memberi deadline kepada para tokoh Salafiyah untuk membentuk parpol. Jika tidak, mereka akan membentuk partai sendiri tanpa menyertakan para tokoh tersebut.

Muktamar bertajuk,”Salafiyun dan Aktivitas Perpolitikan” yang berlangsung selama dua hari tersebut juga membahas mengenai masalah demokrasi dalam pandangan syariat dan disyariatkannya aktif dalam perpolitikan serta alasan untuk berkecimpung di dalamnya. Menurut ketua panitia Abdul Wahhab Al Hamiqani, muktamar itu dihadiri para tokoh besar Salafi di Yaman dan seluruh faksi serta yayasannya.

Sebelumnya, sejak Februari lalu, salah seorang tokoh Salafi Dr. Aqil Al Miqthari, menegaskan akan mendirikan partai politik, terinspirasi dari Salafi Mesir yang telah mengambil "ijtihad siyasi" tersebut lebih dulu dan menjadi pemenang kedua melalui Partai An-Nur. [IK/Hdy/bsb]
 
http://www.bersamadakwah.com/2012/03/akhirnya-salafi-yaman-deklarasikan.html
Read more »

Khalfan: Jika Ikhwanul Muslimin Kuasai Suriah, Arab Pecah Jadi Dua

Nama Dhahi Khalfan tiba-tiba menjadi populer di dunia Islam dan internasional. Pasalnya, Kepala Kepolisian Dubai itu berkali-kali melontarkan pernyataan kontroversial tentang Ikhwanul Muslimin.

Setelah beberapa kali menyerang Ikhwan dan mengancam akan menangkap Yusuf Qardhawi, Khalfan mengeluarkan pernyataan terbaru bahwa jika Suriah dikuasai Ikhwan, maka Arab akan terbagi menjadi dua, yaitu negara yang mendukung Ikhwan dan negara yang menolaknya. Demikian lansir harian As Syuruq Aljazair, Kamis (15/3).

”Tak ada jalan lain kecuali meyakinkan Bashar bahwa jalan sudah buntu di hadapannya. Namun wajib bagi Arab untuk tidak menyerahkan Suriah ke tangan Ikhwan dan juga wajib bagi Suriah untuk tidak memberikan negaranya kepada Ikhwan. Karena jika Suriah dikuasai Ikhwan maka Arab akan terbagi menjadi dua, yang mendukung Ikhwan dan yang menolaknya,” kata Khalfan dalam wawancara panjang dengan wartawan harian itu.

Khalfan menambahkan Ikhwan dulunya adalah organisasi. Namun saat ini Ikhwan telah menjadi negara. Ketika Ikhwan menjadi negara, maka siapa yang berhubungan dengan negara-negara Ikhwan ia akan menjadi pekerjanya.

Sebelumnya, Khalfan pernah mengeluarkan pernyataan bahwa Ikhwan sangat berbahaya, melebihi Iran. Kemudian ia mengeluarkan pernyataan lagi akhir Februari lalu bahwa negara Teluk merasa terancam dengan kehadiran Ikhwan. Yang tidak kalah "mengejutkan", Khalfan pada awal bulan ini mengancam akan menangkap Ketua Persatuan Ulama Islam Internasional yang juga tokoh Ikhwan, Syaikh DR. Yusuf Qardhawi. [IK/Hdy/bsb]

http://www.bersamadakwah.com/2012/03/khalfan-jika-ikhwanul-muslimin-kuasai.html
Read more »

Antara Kader Dakwah dan Singa

Tahukah Anda? Lebih dari 90% perburuan di kalangan singa dilakukan oleh sang betina. Bagaimana dengan para singa jantan? Ternyata mereka enggan mengambil risiko nyawa, atau lebih suka santai dan istirahat.

Membaca hasil penelitian ini kita jadi tertegun. Kita lalu membandingkan dengan jumlah aktifis dakwah, komposisi ikhwan dan akhwat, serta aktifitas mereka khususnya dalam dua kerja besar: merekrut dan membina.


Lihatlah acara-acara dakwah dan pertemuan-pertemuan harakah. Hampir selalu jumlah akhwat lebih banyak daripada ikhwan, kalau tidak boleh menyebutnya mayoritas. Lautan jilbab belum juga tertandingi oleh lautan peci atau rambut hitam ikhwan.


Apa sebabnya? Populasi perempuan lebih banyak dari laki-laki? Tidak juga. Data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2010 menunjukkan, jumlah penduduk Indonesia 237.556.363 orang; terdiri dari 119.507.580 laki-laki dan 118.048.783 perempuan. Nah, lebih banyak laki-laki kan? Jadi para ikhwan tidak memiliki alasan bahwa jumlah akhwat lebih banyak karena segmen dakwahnya lebih luas. Tidak.


Lalu mengapa? Mereka yang mengamati aktifitas harakah dan partisipasi dakwah akan menemukan hal-hal sebagai berikut:

1. Akhwat lebih rajin menghadiri acara-acara dakwah dan aktifitas harakah daripada ikhwan
2. Jumlah rekrutmen akhwat hampir selalu lebih besar daripada jumlah rekrutmen ikhwan
3. Semangat akhwat dalam partisipasi dakwah dan membina lebih besar daripada ikhwan

Tentu saja kesimpulan ini bersifat general, tidak bermaksud memaknainya secara personal bahwa setiap akhwat pasti lebih rajin atau lebih aktif daripada ikhwan. Ada beberapa pengecualian, bahwa akhwat-akhwat tertentu tidak lebih rajin daripada ikhwan, sebagaimana ada ikhwan-ikhwan tertentu yang tidak kalah semangat merekrut dan membina dibandingkan dengan akhwat.


Renungan singkat ini hanya mengingatkan kita, khususnya para ikhwan: jadilah kita pelopor kebajikan, aktifis dakwah yang memiliki
syaja'ah dan hamasah, siap berburu pahala. Karena kita bukanlah singa jantan yang malas atau takut cedera. [Muchlisin] 

http://www.bersamadakwah.com/2012/02/antara-kader-dakwah-dan-singa.html
Read more »

Tiga Bulan Tidak Mampu Memandang Wajah Suami

Pernikahan itu telah berjalan empat (4) tahun, namun pasangan suami istri itu belum dikaruniai seorang anak. Dan mulailah kanan kiri berbisik-bisik: “kok belum punya anak juga ya, masalahnya di siapa ya? Suaminya atau istrinya ya?”. Dari berbisik-bisik, akhirnya menjadi berisik.

Tanpa sepengetahuan siapa pun, suami istri itu pergi ke salah seorang dokter untuk konsultasi, dan melakukan pemeriksaaan. Hasil lab mengatakan bahwa sang istri adalah seorang wanita yang mandul, sementara sang suami tidak ada masalah apa pun dan tidak ada harapan bagi sang istri untuk sembuh dalam arti tidak peluang baginya untuk hamil dan mempunyai anak.

Melihat hasil seperti itu, sang suami mengucapkan: inna lillahi wa inna ilaihi raji’un, lalu menyambungnya dengan ucapan: Alhamdulillah.

Sang suami seorang diri memasuki ruang dokter dengan membawa hasil lab dan sama sekali tidak memberitahu istrinya dan membiarkan sang istri menunggu di ruang tunggu perempuan yang terpisah dari kaum laki-laki.

Sang suami berkata kepada sang dokter: “Saya akan panggil istri saya untuk masuk ruangan, akan tetapi, tolong, nanti anda jelaskan kepada istri saya bahwa masalahnya ada di saya, sementara dia tidak ada masalah apa-apa.

Kontan saja sang dokter menolak dan terheran-heran. Akan tetapi sang suami terus memaksa sang dokter, akhirnya sang dokter setuju untuk mengatakan kepada sang istri bahwa masalah tidak datangnya keturunan ada pada sang suami dan bukan ada pada sang istri.

Sang suami memanggil sang istri yang telah lama menunggunya, dan tampak pada wajahnya kesedihan dan kemuraman. Lalu bersama sang istri ia memasuki ruang dokter. Maka sang dokter membuka amplop hasil lab, lalu membaca dan mentelaahnya, dan kemudian ia berkata: “… Oooh, kamu –wahai fulan- yang mandul, sementara istrimu tidak ada masalah, dan tidak ada harapan bagimu untuk sembuh.

Mendengar pengumuman sang dokter, sang suami berkata: inna lillahi wa inna ilaihi raji’un, dan terlihat pada raut wajahnya wajah seseorang yang menyerah kepada qadha dan qadar Allah SWT.

Lalu pasangan suami istri itu pulang ke rumahnya, dan secara perlahan namun pasti, tersebarlah berita tentang rahasia tersebut ke para tetangga, kerabat dan sanak saudara.

Lima (5) tahun berlalu dari peristiwa tersebut dan sepasang suami istri bersabar, sampai akhirnya datanglah detik-detik yang sangat menegangkan, di mana sang istri berkata kepada suaminya: “Wahai fulan, saya telah bersabar selama

Sembilan (9) tahun, saya tahan-tahan untuk bersabar dan tidak meminta cerai darimu, dan selama ini semua orang berkata:” betapa baik dan shalihah-nya sang istri itu yang terus setia mendampingi suaminya selama Sembilan tahun, padahal dia tahu kalau dari suaminya, ia tidak akan memperoleh keturunan”. Namun, sekarang rasanya saya sudah tidak bisa bersabar lagi, saya ingin agar engkau segera menceraikan saya, agar saya bisa menikah dengan lelaki lain dan mempunyai keturunan darinya, sehingga saya bisa melihat anak-anakku, menimangnya dan mengasuhnya.

Mendengar emosi sang istri yang memuncak, sang suami berkata: “istriku, ini cobaan dari Allah SWT, kita mesti bersabar, kita mesti …, mesti … dan mesti …”. Singkatnya, bagi sang istri, suaminya malah berceramah di hadapannya.

Akhirnya sang istri berkata: “OK, saya akan tahan kesabaranku satu tahun lagi, ingat, hanya satu tahun, tidak lebih”. Sang suami setuju, dan dalam dirinya, dipenuhi harapan besar, semoga Allah SWT memberi jalan keluar yang terbaik bagi keduanya.

Beberapa hari kemudian, tiba-tiba sang istri jatuh sakit, dan hasil lab mengatakan bahwa sang istri mengalami gagal ginjal. Mendengar keterangan tersebut, jatuhnya psikologis sang istri, dan mulailah memuncak emosinya. Ia berkata kepada suaminya: “Semua ini gara-gara kamu, selama ini aku menahan kesabaranku, dan jadilah sekarang aku seperti ini, kenapa selama ini kamu tidak segera menceraikan saya, saya kan ingin punya anak, saya ingin memomong dan menimang bayi, saya kan … saya kan …”. Sang istri pun bad rest di rumah sakit.

Di saat yang genting itu, tiba-tiba suaminya berkata: “Maaf, saya ada tugas keluar negeri, dan saya berharap semoga engkau baik-baik saja”. “Haah, pergi?”. Kata sang istri. “Ya, saya akan pergi karena tugas dan sekalian mencari donatur ginjal, semoga dapat”. Kata sang suami.

Sehari sebelum operasi, datanglah sang donatur ke tempat pembaringan sang istri. Maka disepakatilah bahwa besok akan dilakukan operasi pemasangan ginjal dari sang donatur.

Saat itu sang istri teringat suaminya yang pergi, ia berkata dalam dirinya: “Suami apa an dia itu, istrinya operasi, eh dia malah pergi meninggalkan diriku terkapar dalam ruang bedah operasi”.

Operasi berhasil dengan sangat baik. Setelah satu pekan, suaminya datang, dan tampaklah pada wajahnya tanda-tanda orang yang kelelahan.

Ketahuilah bahwa sang donatur itu tidak ada lain orang melainkan sang suami itu sendiri. Ya, suaminya telah menghibahkan satu ginjalnya untuk istrinya, tanpa sepengetahuan sang istri, tetangga dan siapa pun selain dokter yang dipesannya agar menutup rapat rahasia tersebut.

Dan subhanallah …

Setelah Sembilan (9) bulan dari operasi itu, sang istri melahirkan anak. Maka bergembiralah suami istri tersebut, keluarga besar dan para tetangga.

Suasana rumah tangga kembali normal, dan sang suami telah menyelesaikan studi S2 dan S3-nya di sebuah fakultas syari’ah dan telah bekerja sebagai seorang panitera di sebuah pengadilan di Jeddah. Ia pun telah menyelesaikan hafalan Al-Qur’an dan mendapatkan sanad dengan riwayat Hafs, dari ‘Ashim.

Pada suatu hari, sang suami ada tugas dinas jauh, dan ia lupa menyimpan buku hariannya dari atas meja, buku harian yang selama ini ia sembunyikan. Dan tanpa sengaja, sang istri mendapatkan buku harian tersebut, membuka-bukanya dan membacanya.

Hampir saja ia terjatuh pingsan saat menemukan rahasia tentang diri dan rumah tangganya. Ia menangis meraung-raung. Setelah agak reda, ia menelpon suaminya, dan menangis sejadi-jadinya, ia berkali-kali mengulang permohonan maaf dari suaminya. Sang suami hanya dapat membalas suara telpon istrinya dengan menangis pula.

Dan setelah peristiwa tersebut, selama tiga bulanan, sang istri tidak berani menatap wajah suaminya. Jika ada keperluan, ia berbicara dengan menundukkan mukanya, tidak ada kekuatan untuk memandangnya sama sekali.

(Diterjemahkan dari kisah yang dituturkan oleh teman tokoh cerita ini, yang kemudian ia tulis dalam email dan disebarkan kepada kawan-kawannya)

http://www.bersamadakwah.com/2011/07/tiga-bulan-tidak-mampu-memandang-wajah.html
Read more »

Sudahkah Anak-Anak Siap Memandikan dan Mengkafani Kita Kelak?

JIKA Anda seorang ayah, dan mengenal Islam, dan pernah mendengar ayat ini, maka Anda perlu takjub dengan diri Anda.

رَبَّÙ†َا Ù‡َبْ Ù„َÙ†َا Ù…ِÙ†ْ Ø£َزْÙˆَاجِÙ†َا ÙˆَØ°ُرِّÙŠَّاتِÙ†َا Ù‚ُرَّØ©َ Ø£َعْÙŠُÙ†ٍ ÙˆَاجْعَÙ„ْÙ†َا Ù„ِÙ„ْÙ…ُتَّÙ‚ِينَ Ø¥ِÙ…َامًا

"Wahai Robb kami, karuniakanlah pada kami dan keturunan kami serta istri-istri kami penyejuk mata kami. Jadikanlah pula kami sebagai imam bagi orang-orang yang bertakwa" (QS. Al Furqon:74)

Coba perhatikan makna ayat di atas sekali lagi. Ayat di atas adalah berbicara tentang seorang lelaki atau suami yang mengangkat tangannya dan berdoa kepada Allah mengharapkan agar istri dan anak-anaknya selamat di dunia dan akhirat. Kenapa bukan seorang wanita atau anak-anak? Itulah hebatnya seorang lelaki. Perjuangan hidupnya Allah torehkan dalam kitab yang mulia, Al-Quran. Ia menjadi pemimpin bagi keluarganya. Ia tidak boleh direndahkan oleh dirinya sendiri atau oleh orang lain, karena Allah telah memuliakannya. Ia tidak boleh di belakang wanita sebagai makmum. Ia tetap menjadi pemimpin walaupun berada di kerumunan sepuluh, seratus, atau seribu wanita sekali pun. Bahkan seandainya ada satu milyar wanita, dan ia laki-laki seorang diri. Ia tetap menjadi imam di depan para wanita. Suatu aturan fiqih yang memang benar-benar luar biasa!
Sekali lagi, kalau anda seorang ayah atau laki-laki, maka bersyukurlah.


Tahukah Anda, bahwa doa kita tidak hanya untuk kebahagiaan di dunia ini? Kita berdoa kepada Allah sebenarnya meminta agar kelak di akhirat dimuliakan oleh-Nya.
Bagi orangtua, menjadi Muslim yang baik mungkin tidak sulit, karena sudah tahu mana yang benar dan mana yang salah. Walaupun kita terkadang malas untuk mengikuti yang benar, tapi sebenarnya kita tahu bahwa itu adalah yang benar. Bagaimana dengan anak-anak kita?
Jasad Kita, Keturunan Kita
Tidaklah perlu berbicara masalah akhirat. Mari kita berbicara masalah yang benar-benar riil. Yaitu kematian. Setiap orang akan mati.
Pertanyaannya adalah, sudahkah anak-anak Anda siap memandikan dan mengkafani Anda kelak? Siapa nanti yang menurunkan badan Anda ke liang kubur? Pak Modin? Pak Lurah ? Atau pak Carik? Atau seorang polisi dengan pistol di pinggang?
Lihatlah nuansa yang ada di keluarga sendiri, insyaAllah kita akan tahu seperti apa kelak anak-anak kita meilhat jasad kita? Ia akan ngeri karena terlalu banyak melihat film hantu dan zombie atau ia akan mencium dan mengelusnya penuh kasih sayang?
Kita semua sering berdoa meminta Allah agar dikaruniai anak-anak yang sholeh. Di antaranya ada do’a yang berasal dari para Nabi Ibrahim ‘alaihi salaam. 


رَبِّ Ù‡َبْ Ù„ِÙŠ Ù…ِÙ†َ الصَّالِØ­ِينَ
“Robbi hablii minash shoolihiin,” [Ya Rabbku, anugrahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-orang yang shaleh]”. (QS. Ash Shaffaat: 100). Ini juga termasuk do’a yang bisa dipanjatkan untuk meminta keturunan, terutama keturunan yang sholeh.
Atau doa Nabi Dzakariya ‘alaihis salaam,


رَبِّ Ù‡َبْ Ù„ِÙŠ Ù…ِÙ†ْ Ù„َدُÙ†ْÙƒَ Ø°ُرِّÙŠَّØ©ً Ø·َÙŠِّبَØ©ً Ø¥ِÙ†َّÙƒَ سَÙ…ِيعُ الدُّعَاءِ


“Robbi hab lii min ladunka dzurriyyatan thoyyibatan, innaka samii’ud du’aa’” [Ya Rabbku, berilah aku dari sisi Engkau seorang anak yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha Mengdengar doa] (QS. Ali Imron: 38).
Al Qurtubhi rahimahullah berkata, “Tidak ada sesuatu yang lebih menyejukkan mata seorang mukmin selain melihat istri dan keturunannya taat pada Allah ‘azza wa jalla.” Perkataan semacam ini juga dikatakan oleh Al Hasan Al Bashri. (Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 10/333)


Nabi kita shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah mendo’akan anak Ummu Sulaim, yaitu Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhuma dengan do’a, "Ya Allah, perbanyaklah harta dan anaknya, serta berkahilah apa yang engkau karuniakan padanya.” (HR. Bukhari no. 6334 dan Muslim no. 2480).
Dari Abu Hurairah (ra), berkata: "Telah bersabda Rasulullah SAW: Apabila wafat seorang hamba (manusia) maka terputuslah segala amalannya kecuali 3 perkara: shodaqah jariah, ilmu yang bermanfaat dan anak yang salih yg mendoakannya." (HR Muslim)
Kenapa doa anak yang sholeh mudah di dengar oleh Allah? Karena ketika ia memandikannya, benar-benar ia "elus" kulit dan wajahnya dengan rasa kasih sayang. Ia menangis mengenang kebaikan-kebaikannya.
Kenapa doa anak yang sholeh mudah dikabulkan oleh Allah? Karena ketika ia menjadi imam shalat jenazah di depan jasad ibunya, ia akan bersungguh-sungguh berdoa dengan melinangkan air matanya. Mengenang kebaikan dan keluhuran orangtuanya. Ia akan sangat dan sangat berharap agar Allah benar-benar memuliakan dan menempatkannya di sisi ke Maha Kemulian-Nya.
Ketika ia menurunkan jasad ayah atau ibunya, ia akan menurunkan dengan penuh perasaan dan pelan. Ia pelankan gerakan tangannya, seolah agar tanah yang keras dan bola tanah itu tidak menyakiti jasad yang sudah terbujur. Ia akan pastikan bahwa orangtuanya benar-benar akan mendapatkan posisi tidur yang sangat nyaman.


Sekali lagi, pastikan bahwa nuansa keluarga Anda adalah mereka yang akan mengurus dan menolong kita, setelah kematian nanti.
Nabi tidak pernah mengajarkan kata terlambat. Jika ada benih di tangan, tanam benih itu segera. Perbaiki diri tidak ada kata terlambat, selama nafas masih di dada, dan darah terus mengalir, serta jantung terus berdetak. Kecewa dan menangis dalam masalah dunia adalah biasa. Yang kita kejar adalah akhirat, sedangkan dunia adalah wasilah atau sarana. Silakan mencoba.!.*


M. Yusuf Efendi. Penulis tinggal di San Fransisco. http://blogku.net
FB/YM/Skype: myusufe

http://www.hidayatullah.com/read/21728/16/03/2012/sudahkah-anak-anak-siap-memandikan-dan-mengkafani-kita-kelak?.html
Read more »

8.000 Orang Suku Asmat Akan Dikhitan

Yayasan Al-Fatih Kaaffah Nusantara (AFKN) akan menggelar acara khitanan massal di Nuu Waar (Irian Jaya). Sebuah rekor cukup mencengangkan, sekitar 8000 orang akan dikhitan.

“Kali ini target kami akan menggelar khitanan massal sebanyak 8.000 orang di Nuu Waar,” uja Ustadz Fadzlan Garamatan, Ketua Umum AFKN, sebagaimana dikutip situs resminya.

Program yang akan digelar pada bulan Mei 2012 ini akan dilangsungkan di Kab Asmat, Kab Fakfak, Kab Sorong, Kab Sorong Selatan, Kab Raja Ampat, Kab Kaimana, Kab Bintuni, dan di beberapa daerah Nuu Waar lainnya.

Dalam program ini biasanya akan disertai dengan program safari dakwah dan aksi sosial, berupa pembagian pakaian layak pakai, pembagian al-Qur’an, dan pengobatan gratis.
“Semua program itu akan melibatkan dai-dai AFKN, baik yang ada di Nuu Waar maupun Jawa,” tambah Ustadz Fadzlan.

Khusus untuk di Asmat, program ini akan disertai dengan rencana 20 orang kepala suku di wilayah Asmat yang akan masuk Islam. “Alhamdulillah setelah Umar Abdullah Kayimter masuk Islam, kepala suku yang lainnya pun mendapat hidayah,” terang Ustadz Abdul Shomad, dai AFKN asal Asmat.

“Semoga ikhtiar kami untuk membawa cahaya di bumi Nuu Waar mendapatkan kemudahan. Serta, kami berharap kaum Muslimin ikut membantu perjuangan ini,” ajak Ustadz Fadzlan.


Sebelumnya, AFKN telah menggelar prosesi masuk Islam kepala suku asmat pada pertengahan Februari lalu.*

http://www.hidayatullah.com/read/21680/14/03/2012/8.000-orang-suku-asmat-akan-dikhitan.html
Read more »

“Indonesia Tanpa JIL”, What Next?

Oleh: Reza Ageung S.

 TUMPAHNYA ribuan Muslim pada Jumat (09/03/12) lalu di Bundaran Hotel Indonesia (HI)-Jakarta yang mengusung slogan “Indonesia Damai Tanpa JIL” memberi isyarat yang jelas bahwa perlawanan terhadap fikrah terhadap kelompok Islam Liberal dari ormas Islam bukanlah pepesan kosong.

Sebenarnya, arus opini anti-JIL (Jaringan Islam Liberal) dan anti-liberal ini menemukan momen yang pas, setelah dilakukan pemanasan sebelumnya di area publik, terutama di dunia maya. Youtube, Facebook, Twitter. Penolakan kalangan Muslim terhadap berbagai tindakan, gagasan, ide dan pemikiran kelompok liberal ini akhirnya menemuman momen, ketika sebelumnya, kalangan berpaham liberal mengadakan aksi “Indonesia Tanpa FPI” yang mengerahkan kelompok homo, lesbi dan waria.

Hanya saja, pertanyaan berikutnya pasca penggalangan opini anti-JIL ini adalah; “Apa yang harus dilakukan umat Islam selanjutnya?  Apakah semangat anti-JIL hanya menjadi luapan emosional sesaat dalam demo jalanan semata, lalu usai begitu saja setelah itu?
Jika JIL dengan paham liberalis nya sebuah tantangan nyata,  maka tindakan untuk menghadapinya haruslah tindakan nyata pula. Namun, tindakan nyata ini juga tidak dapat dilakukan jika kita tidak memahami konsekuensi dari perlawanan kita terhadap liberalisme.
Konsekunsi pertama adalah konsekuensi intelektual. Liberalisme bukan hanya soal kebebasan an sich, namun juga soal destruktifikasi ajaran Islam. Hal ini dimulai dari penafsiran ulang sumber utama pemikiran Islam, al-Qur’an. Kalangan liberal—yang bukan hanya di Nusantara, menyusun ulang tafsir Qur’an lewat metode yang mereka sebut hermeneutika. Mohammad Arkoun adalah salah satu tokoh Islam Liberal dunia yang berdiri di garis depan dalam hal ini. Sebagaimana dapat kita baca dalam buku “Hermeneutika dan Tafsir Al-Qur’an” (Adian Husaini & Abdurrahman al-Baghdadi), tafsir hermeneutika bukanlah tafsir yang berasal dari para ulama, standar tafsirnya bukanlah aqidah Islam, melainkan nilai-nilai Barat.

Jadi, dengan tafsir ini, Qur’an dipaksa manut pada ide-ide Barat. Maka jangan heran jika “tafsir” mereka “ijtihad” mereka cenderung membenarkan ide pluralisme, feminisme dan sekulerisme yang notabene menjadi “ajaran-ajaran suci” dari peradaban Barat. Ini tidak termasuk gagasan dan ide-ide liberalnya yang sering “dipaksakan” kepada masyarakat Muslim.

Apa yang sesungguhnya dilakukan kelompok JIL melakukan aksi demo “Indonesia Tanpa FPI” di bundaran HI, hanyalah permen (alias pemanis) saja. Karena sesungguhnya bukan itu kerja utamanya.  Kerja-kerja utama mereka jauh lebih penting yang tidak terlihat sorot kamera dan mata public. Merancang kurikulum, mendesak undang-undang dan mempengaruhi kebijakan politik.

Oleh karenanya, dalam hal ini para intelektual Muslim punya dua tugas. Pertama, mereka harus membentengi umat dari model tafsir ini dengan menjelaskan kekeliruannya, dan yang kedua mereka harus kerja keras dalam mereaktualisasi tafsir Qur’an—tentunya dengan metode yang benar—agar dapat menjawab realitas kekinian. Hal ini untuk mengisi kekosongan tafsir al-Qur’an yang hendak direbut oleh kaum liberal. Memang, menghadapi aliran heremeneutika dan derivatnya sama saja menghadapi sekte baru karena pada hakikatnya, dengan menafsir ulang Qur’an dan sumber-sumber dasar ajaran Islam dengan standar ide-ide kufur, kaum liberal sedang mengacak-acak agama Islam, bahkan cenderung membuat semacam “agama” baru.

Konsekuensi kedua adalah konsekuensi politis. Monster liberalisme memiliki wujud nyata bukan hanya ranah pemikiran, melainkan juga realitas politik saat ini, yakni demokrasi. Abdul Qadim Zallum dalam bukunya “Ad-Dimuqratiyah Nizhamul Kufr” (Edisi terjemahan : “Demokrasi Sistem Kufur”) mendefinisikan demokrasi sebagai sistem yang bertumpu pada empat pilar ide kebebasan (liberalisme) : kebebasan berpikir, kebebasan berperilaku, kebebasan berakidah, dan kebebasan kepemilikan. Jelas jenis kebebasan pertama adalah akar dari liberalisme yang selama ini diusung JIL, dari kebebasan berpikir lahirlah tafsir liberal hemeneutika. Kebebasan jenis kedua adalah akibat langsung dari yang pertama.
Kebebasan jenis ketiga sering disebut pluralisme, dan yang keempat adalah kapitalisme.
Meskipun seolah kapitalisme terpisah dari bangunan pemikiran JIL, namun keempat jenis kebebasan tersebut berakar dari asas yang sama, yaitu paham sekulerisme, di mana sistem demokrasi yang menyerahkan pembuatan hukum pada otak manusia—bukan wahyu—menjaga agar isme tersebut tetap eksis dalam tataran legal formal.
Baru-baru ini ditengarai, kalangan liberal “ikut nimbrung” dibalik Rancangan Undang-undang (RUU) tentang Keadilan dan Kesetaraan Gender juga Rancangan Undang Undang tentang Kerukunan Umat Beragama (RUU KUB). Belum lagi gerilya mereka di kampus-kampus perguruan tinggi Islam. Seperti dimaklumi, banyak dosen di IAIN/UIN lulusan dari Barat yang pulang dengan membawa Islam versi liberal. Bisa dibayangkan, berapa ribu tiap tahun sarjana Islam diluluskan dari dosen-dosen berpikiran liberal?

Reposisi Peran Ulama
Memahami siapa dan apa yang kita hadapi dalam perlawanan melawan liberalisme menyeret kita pada sebuah perundingan untuk mereposisi peran ulama dan juga intelektual muslim. Konsekuensi pertama yang dipaparkan di atas memberi tuntutan pada para ulama dan intelektual muslim untuk melakukan tajdid (pembaharuan) atas ajaran Islam. Namun pengertian tajdid di sini tidak boleh terjebak pada pengertian yang diberikan oleh kaum liberal, yang lebih dekat kepada perombakan dan penyimpangan.

Sebagaimana digagas Naquib al-Attas, tajdid haruslah dimaknai pembaruan dari yang ada sekarang menjadi kembali mendekati versi aslinya. Dengan kata lain, tajdid berarti kembali kepada Islam yang sesuai dengan ajaran Rasul , pemahaman para shahabat dan salafus shaleh.

Tajdid juga berarti mengoptimalkan kembali ijtihad agar Islam kembali aktual menghadapi tantangan zaman. Ijtihad yang dimaksud bukanlah hanya ijtihad untuk menghadapi persoalan-persoalan yang muncul hari ini, namun juga menghadapi masa depan. Dengan demikian, Islam menjadi “baru” kembali dalam konteks permasalahan kontemporer.

Sedangkan konsekuensi kedua, yakni konsekuensi politis, membawa kita pada pertarungan intelektual yang berat. Mau tidak mau, para ulama dan intelektual muslim harus meluaskan ruang lingkup kerjanya ke area ideologis-politis. Ijtihad di bidang-bidang semacam harus dimulai dan dikembangkan. Para ulama dan intelektual muslim harus mampu membuktikan bahwa umat Islam dapat lepas dari wordlview Barat, bukan hanya dalam ranah ilmu dan pemikiran, namun juga dalam ranah ijtihad politik, sosial dan ekonomi. Bahwa ada alternatif lain selain demokrasi, memerlukan ijtihad yang serius dan berkesinambungan.

Kerja-kerja intelektual tersebut tentu membawa kita pada permasalahan serius.  Dapatkah para ulama dan intelektual Muslim bersatu dan duduk pada satu meja, mengesampingkan sekat-sekat yang selama ini ada, untuk merekonstruksi ajaran dan umat Islam?
Kita hidup di era di mana kita berharap para ulama bukan lagi sekedar “ahli fatwa”, melainkan menjadi arsitek-arsitek utama dalam rekonstruksi peradaban Islam.

Pada hakikatnya, Islam Liberal hadir memanfaatkan kekosongan visi peradaban pada umat Islam. Oleh karena itu, hanya jika kita dapat menampilkan kembali Islam sebagai sebuah peradaban, gagasan kaum liberal yang membajak Islam akan segera usang dan kehilangan tempat dalam takdir sejarah umat.

Apa yang telah dilakukan lembaga seperti Institute for the Study of Islamic Thought and Civilizations (INSISTS), Center for Islamic and Occidental Studies (CIOS) dan lembaga-lembaga sejenis layak diapresiasi. Karena melawan paham liberal tidak cukup mengerahkan massa di jalanan. Sebab pemikiran tidak bisa habis hanya karena didemo.
Menulis, membuat karya ilmiah, mengadakan training dan kursus, memperkuat kurikulum pendidikan sekolah-sekolah Islam atau pesantren agar steril dari hermeneutika dan sejenisnya justru akan melahirkan pemuda, mahasiswa, sarjana yang secara otomatis menolak paham menyesatkan itu dan semakin bangga dengan peradaban Islam, yang tidak merasa minder dengan Barat. Wallahu A'lam Bishawab.*

Penulis adalah Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Syariah (STIS) Hidayatullah, Balikpapan

repost 
http://www.hidayatullah.com/read/21658/13/03/2012/%E2%80%9Cindonesia-tanpa-jil%E2%80%9D,-what-next?.html
Read more »

Membongkar Makar Ideologi AS dan Kaki Tangannya

Menyikapi upaya segelintir orang yang terdiri dari kelompok liberal, begundal, gay, homo, dan lesbi yang menyuarakan propaganda pembubaran ormas yang bergerak dalam penegakkan amar ma'ruf nahi munkar, maka umat Islam yang mayoritas di negeri ini perlu bersatu, menggalang dukungan, dan mencanangkan program umat: "Indonesia Tanpa Sepilis." Sepilis adalah akronim dari Sekularisme, Pluralisme, dan Liberalisme, kumpulan ideologi sesat yang telah difatwakan haram oleh Majelis Ulama Indonesia. Tulisan bersambung ini akan membongkar makar ideologi AS dan para kompradornya di Indonesia yang menjajakan dan mengasong ideologi kotor, Sepilis!

Rand Corporation, lembaga nirlaba asal Amerika Serikat pada 2007 silam menurunkan hasil penelitian dan laporan berjudul "Building Moderate Moslem Networks" yang ditulis oleh Angel Rabasa, Cheryl Bernard, Lowell H. Schwartz, dan Pieter Sickle. Sebagai lembaga think tank, hasil penelitian dan laporan Rand Corporation sering digunakan oleh pemerintah AS sebagai rekomendasi untuk menerapkan kebijakan negeri Paman Sam itu di berbagai belahan dunia, khususnya negara-negara Islam. Seperti tertera dalam laporan tersebut, penelitian tentang "Membangun Jaringan Muslim Moderat" disponsori oleh Smith Richardson Foundation, sebuah yayasan yang berdiri sejak tahun 1935.

Smith Rachardson Foundation memiliki konsen pada dua isu penting yang sangat berpengaruh bagi kepentingan hegemoni AS, yaitu International Security (Keamanan Internasional) dan Foreign Policy (Kebijakan Luar Negeri). Karenanya, yayasan ini mensponsori penelitian tentang bagaimana menciptakan "Jaringan Muslim Moderat" di berbagai belahan dunia. Meski tak secara jelas tersirat, namun arah dari upaya membangun jaringan muslim moderat ini sangatlah jelas, yaitu meredam, meminimalisir, bahkan menghapuskan sama sekali kelompok-kelompok yang mereka cap sebagai "ekstremisme Islam" dan menjadi ancaman bagi hegemoni AS. Inilah arah dari program besar mereka.

Sebagai negara yang mengaku super power, AS berusaha mengamankan "national interest" (kepentingan nasional) mereka, yang lagi-lagi anehnya, AS seolah mengklaim national interest mereka tersebar di berbagai belahan dunia, termasuk di Indonesia. AS tidak ingin national interest mereka itu terganggu oleh kelompok-kelompok anti Amerika, yang bisa berakibat pada runtuhnya hegemoni mereka. Ironisnya, upaya untuk mengamankan national interest AS dilakukan dengan cara menjajah negeri-negeri kaya, mengeruk hasil buminya, dan menyebarkan permusuhan terhadap kelompok fundamentalis yang berpegang teguh pada upaya-upaya penegakkan syariat Islam. Penjajahan bidang ekonomi, dilakukan dengan cara menekan pemerintah, G to G, agar membuat kebijakan yang menguntungkan imprealisme mereka. Sementara penjajahan dalam bidang sosial, politik, budaya, dan pemikiran dilakukan dengan cara menciptakan "potential partner" (partner potensial) untuk melawan apa yang mereka sebut sebagai "ekstremisme Islam."

Siapa saja potensial partner yang direkomendasikan oleh Rand Corporation kepada AS?
Pada ranah sosial, prioritas yang akan dirangkul oleh AS untuk membangun saluran propaganda hegemonis mereka dan memerangi ekstremisme Islam adalah: Pertama, intelektual atau akademisi yang sekular dan liberal. Kedua, cendekiawan muda religius yang moderat. Ketiga, komunitas aktivis (sekular). Keempat, kelompok perempuan yang aktif dalam propaganda kesetaraan gender. Kelima, jurnalis dan penulis moderat. Elemen-elemen tersebut diharapkan bisa menjadi corong propaganda dengan program-program pendidikan demokrasi, jaringan media moderat untuk melawan media-media konservatis Muslim yang anti terhadap demokrasi, memasarkan ide kesetaraan gender, dan melakukan advokasi.

Dalam pembukaan riset papernya tersebut, Rand Corporation menulis, "Kelompok radikal telah sukses melakukan intimidasi, marginalisasi, dan pembungkaman terhadap kelompok muslim moderat...bahkan di Indonesia kelompok radikal relatif telah melakukan upaya pemaksaan dan ancaman kekerasan untuk mengintimidasi kelompok yang berseberangan dengan mereka. Ulama-ulama radikal telah mengeluarkan fatwa yang bisa menjadi otorisasi bagi pembunuhan kelompok liberal yang dianggap murtad...". Rand Corporation menegaskan, kelompok Muslim moderat, liberal, dan sekular, adalah kelompok yang bisa dijadikan partner potensial dalam melawan kelompok radikal/ekstremis Islam.Khusus untuk kelompok moderat, Rand Corporation menambahkan istilah moderat tradisionalis, termasuk kalangan sufi.

Berikut penjelasan dan definisi mengenai ketiga partner potensial AS dalam memerangi apa yang mereka sebut "ekstremisme Islam":

Pertama, Kelompok sekular. Didefinisikan oleh Rand Corporation sebagai mereka yang menolak campur tangan agama dalam urusan negara, dan berusaha membuat undang-undang sekular sebagai konstitusi negara. Bagi mereka, negara tak boleh memasukkan nilai-nilai agama tertentu, yang kemudian mengintervensi hak-hak mereka secara luas. Karena itu ketika Undang-undang Anti Pornografi dan Pornoaksi digulirkan, mereka selalu berteriak bahwa negara tak boleh mengatur urusan privat rakyatnya, seperti cara berpakaian, dan lain sebagainya yang dianggap sebagai hak privasi seseorang. Intinya, negara tak boleh mengintervensi jika ada masyarakat yang ingin menampakkan pusar, dada, ataupun paha di depan umum, dengan alasan privasi. Kelompok sekular ini kemudian berteriak lantang, "My body is my right, tubuhku adalah hakku". Siapa pun tak berhak mengatur atau mengintervensi.

Kelompok Muslim liberal. Didefinisikan oleh Rand Corporation sebagai mereka yang meyakini bahwa kebenaran nilai-nilai Islam sejalan dengan demokrasi, pluralisme, hak asasi manusia, kebebasan individu, dan kesetaraan. Kelompok Muslim liberal ini, menurut Rand, bisa berasal dari kalangan muslim, yang berusaha membangun harmoni antara nilai-nilai Islam dengan dunia modern. Rand menyebut satu contoh sosok liberal yang berasal dari kalangan tradisionalis, yaitu Ulil Abshar Abdalla, tokoh dan penggerak Jaringan Islam Liberal (JIL) yang kini berkiprah di Partai Demokrat.

Kelompok moderat tradisionalis dan kalangan sufi. Didefinisikan oleh Rand Corporation sebagai kelompok yang menentang gerakan Salafi dan Wahabi, yang dianggap bertentangan dengan nilai-nilai tradisi dan keyakinan kelompok sufi.
Untuk itu, kelompok tradisional moderat yang terpancing dengan adu domba musuh-musuh Islam, membuat propaganda tentang bahaya kelompok Salafi wahabi dan memunculkan kembali pertentangan soal-soal khilafiyah yang bersifat furu’ serta membuat beragam stigamatisasi, seperti mengampanyekan bahaya “Wahabisasi global”, bahaya “ideologi trans-nasional”, bahaya ”ideologi puritan radikal” dan lain sebagainya yang justru seperti menari di atas tabuhan genderang Barat yang memang berupaya memecah belah umat Islam.

Sedangkan kelompok sufi dirangkul untuk membentuk komunitas-komunita sufi perkotaan (urban sufism) dengan melakukan program-program kajian berkedok spiritual kebatinan dengan balutan nama keren seperti new age movement (gerakan era baru). Kelompok-kelompok ini mengajarkan meditasi, yoga, mind control, dan lain sebagainya. Islam, bagi mereka seolah hanya perkara batin saja, sehingga mereka membuang jauh-jauh ajaran Islam yang dianggap sebagai radikalisme dan kekerasan, seperti ajaran tentang jihad, hukum jinayat, amar makruf nahi munkar, dan lain sebagainya. Syariat dipahami sebagai lelaku batin, tidak dibarengi dengan praktek lahir.Inilah yang pada masa lalu dipropagandakan oleh orientalis Belanda, Snouck Hurgronje,yang merekomendasikan pada penjajah Belanda agar tidak mengganggu umat Islam yang sekadar menjalankan ritual agamanya saja, seperti shalat, zakat, shaum, haji, dan sebagainya, namun jangan biarkan jika mereka menumbuhkan kesadaran politik (polietik bewust) yang bisa menjadi ancaman bagi kolonial Belanda. Snouck seolah ingin mengatakan, jika umat Islam sudah tidak peduli lagi terhadap kesadaran politik, kesadaran tentang penyatuan agama dan negara, maka biarkan saja. Itu artinya, mereka telah terjebak dalam pusaran sekularisasi yang bisa menguntungkan penjajah.
Ironisnya, saat ini menjamur berbagai majelis-majelis zikir dengan massa yang tumpah ruah ketika menyelenggarakan acara, konvoi di jalan-jalan, ratusan bahkan ribuan jamaahnya, namun jarang sekali menyatakan sikap tegas dan keras untuk menyuarakan perlawanan terhadap liberalisme, pluralisme, sekularisme, aliran-aliran sesat seperti Ahmadiyah, dan sebagainya. Bahkan, hanya terlihat seperti kerumunan (crowd) yang sekadar unjuk kekuatan jumlah massa, namun tak memperlihatkan aksi nyata dalam membela hak-hak umat Islam dan akidah Islam yang teraniaya. Sebagian bahkan ada yang lebih memilih akrab dengan penguasa, meskipun penguasa tersebut tak pernah melindung akidah kaum muslimin dari berbagai pelecehan dan kesesatan. Sikap seperti ini bisa menimbulkan kecurigaan, jangan-jangan mereka sudah terjebak dan terperangkap masuk menjadi “potential partner” asing sebagimana yang direkomendasikan Rand Corporation. 
bagian ke dua :

Istilah "Kelompok moderat" versi AS dan sekutu-sekutunya, yang harus dirangkul dan dijadikan partner dalam memerangi apa yang mereka sebut "ekstremisme Islam" dan "Radikalisme Islam" adalah mereka yang mempunyai komitmen kuat untuk memasarkan ide-ide tentang sekularisme, pluralisme, dan liberalisme (Sepilis). Inilah tiga ide besar yang sedang dipasarkan oleh AS dan sekutunya, dengan bantuan para pengasong di negeri-negeri Muslim yang menjadi kaki tangannya, diantaranya Jaringan Islam Liberal (JIL) yang dimotori oleh Ulil Abshar Abdalla, Indonesian Conference on Religion and Peace (ICRP) yang dimotori oleh Siti Musdah Mulia, Freedom Institute yang dimotori oleh Luthfi Asy-Syaukanie, the Wahid Institute yang dimotori oleh Yeni Abdurrahman Wahid, Setara Institute yang dimotori oleh Hendardi, International Center for Islam and Pluralism yang dimotori oleh M. Syafi'i Anwar, Komunitas Salihara yang dimotori oleh Goenawan Mohammad dan Guntur Romli, LibforAll Foundation yang dimotori oleh C. Holland Taylor (orang yang seringkali mengajak tokoh-tokoh sekular Indonesia ke Israel), dan masih banyak lagi LSM-LSM komprador yang bekerja sebagai "babu asing" dan menjalankan aksinya untuk merusak akidah dan keyakinan umat Islam. Inilah organisasi "tadah hujan" yang bekerja demi kucuran dollar, merusak dan melakukan subversi terhadap Islam.

Secara representatif, keberadaan mereka dapat terlihat jelas dalam organisasi payung bernama Aliansi Kebangsaan untuk Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan (AKKBB). Aliansi yang terdiri dari beragam keyakinan dan agama ini, hanyalah kedok untuk mem-back-up kelompok sesat Ahmadiyah agar tidak dibubarkan oleh pemerintah. Mereka juga menjadikan Pancasila sebagai tameng untuk melindungi penodaan yang dilakukan oleh Ahmadiyah terhadap ajaran-ajaran Islam. Pada 1 Juni 2008, kelompok ini menggelar acara "Apel Siaga Pancasila" di Monumen Nasional yang berujung pada bentrokan dengan Komando Laskar Islam.

Sebelum apel siaga itu dilakukan kelompok AKKBB telah membuat pra-kondisi dengan menebar iklan provokatif di berbagai media massa nasional dengan tagline besar, "Mari Selamatkan Indonesia Kita". Dalam iklan tersebut tertera 289 nama tokoh yang mendukung gerakan mereka, diantaranya Abdurrahman Wahid alias Gus Dur, Azyumardi Azra, Syafi'i Ma'arif, Siti Musdah Mulia, Rizal Mallarangeng, Adnan Buyung Nasution, Dawam Rahardjo, dan lain sebagainya. Sebagian tokoh ini juga kemudian terlibat dalam permohonan uji materi UU No.1 PNPS/1965 Tentang Pencegahan Penodaan Agama. Dalam uji materi yang dilakukan di Mahkamah Konstitusi ini kelompok liberal keok, karena MK menolak gugatan mereka.

Aroma keterlibatan asing dalam gugatan yang diajukan kelompok liberal terkait UU Pencehan Penodaan Agama itu tercium, tatkala mereka meminta Mahkamah Konstitusi untuk mendengarkan keterangan saksi dari Amerika, W Cole Durham. Durham adalah pakar hak asasi manusia dari Harvard University. Upaya mendatangkan saksi ahli dari Amerika mendapat tentangan keras Pengurus Besar Nahdhatul Ulama (PBNU). Ketua PBNU saat itu, KH. Hasyim Muzadi menyatakan bahwa kehadiran saksi dari AS itu makin membuktikan adanya skenario internasional untuk mengacaukan kehidupan beragama di tanah air.

KH. Hasyim Muzadi yang juga menjadi saksi ahli yang diajukan oleh umat Islam dengan tegas menolak pakar HAM yang diajukan oleh kelompok liberal."Mahkamah kita adalah Mahkamah Konstitusi nasional bukan mahkamah internasional. Ukurannya tidak sama dengan asing,"tegas Kiai Hasyim yang juga menjabat sebagai Sekjend Internasional Conference of Islamic Scholars (ICIS) dan Presiden World Conference on Religion for Peace (WCRP).

Hasyim Muzadi menegaskan, UU No.1 PNPS/1965 adalah upaya mengantisipasi penodaan agama, agar kehidupan beragama bisa berlangsung tertib dan harmonis, tanpa adanya pelecehan dan penodaan terhadap keyakinan tertentu. Hasyim juga menduga gugatan terhadap UU ini ditunggangi oleh kelompok atheis yang memang sudah lama ingin bangkit kembali di negeri ini. Dengan tegas Hasyim menyatakan bahwa gugatan tersebut bukan menguntungkan kepentingan umat beragama di Indonesia, tapi justru akan membuat pertentangan di kalangan masyarakat. "Ini hanya menguntungkan atheisme melalui neolib dalam memanfaatkan demokrasi yang over dosis," tegasnya. HAM kata Hasyim, diukur menurut ukuran konstitusi, bukan menurut pendapat orang asing.

Selain mengajukan permohonan uji materi UU Tentang Pencegahan Penodaan Agama, kelompok liberal dengan dukungan aktivis perempuan dan transgender (homo, lesbi, biseksual) bergerilya menolak Qanun Jinayat yang disahkan oleh Pemerintah Daerah Nanggroe Aceh Daarussalam (NAD) pada 14 September 2009. UU Qanun Jinayat mengatur hukuman badan terkait perjudian, khamar, khalwat (berduaan bukan mahram), zina, liwath (homoseksual), dan musahaqah (lesbian), dan lain-lain. Mereka bergerilya ke Departemen Dalam Negeri untuk membatalkan qanun tersebut, dan melakukan berbagai aksi demo dan kampanye penolakan. Mereka menggalang dukungan organisasi HAM internasional (Human Right Watch).

Anehnya, penolakan terhadap Qanun Jinayat justru tidak datang dari rakyat Aceh sendiri, melainkan datang dari kelompok liberal dan transgender yang berada di luar Aceh. Istilahnya, Qanunnya berlaku di Aceh, eh yang menolak para gay, homo, lesbi, biseksual, dan gerombolan liberal di Surabaya. Dengan dukungan internasional, mereka melakukan kampanye, "An International Campaign for Sexual and Reproductive Right" (Kampanye Internasional untuk Hak Seksual dan Reproduksi) di kampus IAIN Sunan Ampel Surabaya. Acara ini diselenggarakan oleh NGO internasional the Coalition for Sexual and Bodily Right in Muslim Societies (CSBR), yang didukung oleh gabungan dari 20 LSM pengusung virus Sepilis, diantaranya LSM Gaya Nusantara yang merupakan tempat bernaungnya para gay, homo, dan lesbi.

Seminar dan kampanye tersebut dihadiri oleh Guntur Romli, aktivis AKKBB yang juga aktif di Jurnal Perempuan dan Komunitas Salihara. Guntur adalah orang yang memiliki syahwat tinggi untuk membubarkan Front Pembela Islam (FPI). Syahwat tersebut ia lampiaskan dengan menggalang segelintir begundal, homo, gay, dan lesbi untuk berteriak-teriak di Bunderan HI dalam kampanye "Indonesia Tanpa FPI". Selain Guntur Romli, tokoh Jaringan Islam Liberal yang sekarang mencari nafkah di Partai Demokrat, Ulil Abshar Abdalla, juga nampak dalam kerumunan kecil tersebut.

Kampanye kaum liberal dan mereka yang mengalami disorienteasi seksual tersebut tak lebih dari rasa frustasi mereka karena tak juga laku memasarkan paham Sepilis di Indonesia. Bahkan, karena tak juga mampu menjadi pengasong yang sukses memasarkan paham sesat tersebut, beberapa funding asing mulai mengurangi bahkan menghentikan transfer dollar kepada kelompok tersebut. Karena itu, tak heran jika Ulil Abshar Abdalla berpindah ke ketiak Partai Demokrat, partai yang beberapa kadernya diduga menjadi mesin ATM pengeruk uang rakyat. Di partai yang sudah "babak belur" karena kasus korupsi dan kebohongan publik ini, Ulil yang dulu menjadi pengasong di JIL, kini menjabat sebagai Ketua Pusat Pengembangan Strategi dan Kebijakan. Entah atas dasar apa, Demokrat menempatkan dirinya di posisi tersebut. Apakah partai yang dibidani oleh SBY ini ingin Ulil membuat strategi dan kebijakan untuk memasarkan liberalisasi di Indonesia? Wallahu a'lam. (bersambung)

Oleh, Artawijaya (Editor Pustaka Al Kautsar)
 
repost from : 
http://www.eramuslim.com/berita/laporan-khusus/indonesia-tanpa-sepilis-membongkar-makar-ideologi-as-dan-kaki-tangannya-1.htm
http://www.eramuslim.com/berita/laporan-khusus/indonesia-tanpa-sepilis-membongkar-makar-ideologi-as-dan-kaki-tangannya-2.htm
Read more »

Arifin Ilham: “Lihatlah di Media, Siapa yang Ingin Bubarkan FPI?”

Aksi sebagian kelompok yang menginginkan pembubaran Front Pembela Islam (FPI) mendapat tanggapan pemimpin Majelis Adzikra, KH. Arifin Ilham.
Dalam akun Facebook-nya yang beralamat di http://www.facebook.com/kh.muhammad.arifin.ilham, pria yang bersuara lembut ini mendoakan Pimpinan utama FPI, Habib Rizieq Shihab. Ia juga mengutip sebuah hadits bahwah persaudaraan sesama iman itu ibarat satu tubuh.

“Assalaamu alaikum wa rahmatullahi wabarkaatuhi. Front Pembela Islam yg dipimpin ayahanda Habib Rizq Syihab, semoga ALLAH selalu menjaga beliau...aamiin. Rasulullah bersabda "Al Mu'min kaljasadi wahidi" org beriman itu bagaikan SATU TUBUH, bila satu anggota tubuhnya disakiti maka anggota tubuh lainnyapun merasakan sakit," tulisnya pada Kamis, (16/02/2012).

Selain itu, pesan yang ia tulis pada pukul 07.00 pagi itu juga mengajak umat mendukung langkah FPI melawan kemungkaran.  Tentu, dengan dengan cara hikmah melalui musyarawah.

“FPI dalam tubuh umat Islam Indonesia laksana TANGAN, inilah dakwah termulia, sbgm Rasulullah mengajarkan, Bila kalian melihat kemungkaran maka perbaikilah dg tangan kalian, kalau tdk mampu maka dg lisan kalian, kalau tdk mampu maka dg hati kalian, itulah selemah2nya iman". Tentu FPI dg cara hikmah melalui musyawarah, izin, 3 kali peringatan, dg atribut pakaian & organisasi yg jelas terdaptar legal. Baru melakukan tindakan sesudah semua ikhtiar, sungguh sudah rahisia umum di negeri ini tempat2 ma'siyat & program kemungkaran seperti pornografi, perizinan minuman keras, judi dsb selalu dibekingi preman, oknum pejabat & media sekuler. Sehingga beritapun tdk seimbang seakan FPI anarkis, apalagi rentan dg masuknya provakator dg atribut yg sama.”
Tak lupa ia mengajak umat Islam mencermati media dan siapa sesungguhnya yang berkeinginan membubarkan FPI.
“Lihatlah di media, siapa yg ingin membubarkan FPI?...kebebasan macam apa yg dinginkan? Ingat!, kalau ma'siyat & kemungkaran dibiarkan merajalela "fahaaqqo alaihal qoul" adzab ALLAH akan turun sbgm minimpa kaum Aad, Tsamud, kaum homo dsb (QS 17 : 16,17), apa terus dibiarkan saat hukum sudah bisa "beli" hancurlah negeri ini. TIDAK sahabatku, siapa yg CINTA ALLAH & NEGERI INI tdk boleh diam harus dakwah & jihad dg segala resikonya, & kalian jangan diam, hidup ini pilihan yg konsekwensi di akhirat nanti, ALLAH mengumpulkan kelompok mns jin di akhirat nanti bersama SIAPA YG MEREKA CINTAI!, apakah kalian ingin berkumpul dg mrk para Pendukung ma'siyat & kemungkaran itu dg dailh hak asasi mns yg sebenarnya mrklah yg menghancurkan HAQ MORAL GENERASI BANGSA INI, NO WAY! Saya Muhammad arifin ilham mencintai Habib Rizq Syihab dg segala konsekwensi...teruslah duhai habib yg Mulia Berdakwah & Berjihad, "Ya ALLAH kumpulkanlah kami bersama hamba2 yg mencintai MU & Yg berjuang dijalanMU...aamiin. ALLAHU AKBAR. Sebarkan ini sahabatku tercinta fillah, “ demikian pesan Arifin.


Sampai pukuk 14.30 siang, akun yang memiliki 1.292.862 penggemar ini telah di LIKE 10.999 orang dan dikomentar 2.555 fans.*

kopas :
http://hidayatullah.com/read/21190/16/02/2012/arifin-ilham:-%E2%80%9Clihatlah-di-media,-siapa-yang-ingin-bubarkan-fpi?%E2%80%9D.html
Read more »

 

PKS TV Sudan