25 February, 2012

Muhammadiyah dan PKS Akan Selalu Bersinergi


Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan ormas Muhammadiyah selalu akan bertemu di satu titik, yakni dakwah Islam. Inilah yang menjadi sebuah sinergi antara partai Islam dan ormas yang didirikan KH Ahmad Dahlan itu.

"Meskipun di ranah partai politik, PKS adalah partai berasaskan Islam, sehingga selain sebagai unsur civil society yang mengontrol kebijakan, juga harus terus menguatkan masyarakat dari bawah membentuk masyarakat yang Islami," ujar Wakil ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jateng Drs H. M. Fattah Santoso.

Hal itu diungkapkan, ketika menerima kunjungan silaturrahim dari jajaran pengurus DPW PKS Jateng, Kamis (23/2) di kantor PW Muhammadiyah, Jl Singosari Raya Semarang. Pertemuan tersebut juga dihadiri Ketua Umum PW Muhammadiyah Jateng KH Drs, Musman Tholib, M.Ag, Wakil Ketua Prof. Dr. H. Achmadi dan sejumlah pengurus teras lainnya.

Adapun dari jajaran pengurus DPW PKS Jateng dipimpin langsung oleh Ketua Umum Drs Fikri Faqih, MM dengan disertai jajaran pengurus harian dan anggota fraksi PKS Jateng.

Sementara Ketua Umum PW Muhammadiyah Jateng KH Drs, Musman Tholib, M.Ag berharap agar pertemuan ini tidak hanya sekali, namun harus terus dibangun guna memperlancar komunikasi. "Semoga selalu menghadirkan barokah dan rahmat dari Allaah karena silaturahim ini" tambah Musman.

Musman juga berpesan pada kader-kader PKS, untuk benar-benar selalu meluruskan niatnya bahwa mendirikan partai hanya sebagai sarana bukan tujuan, untuk kemuliaan Islam dan umat Islam.

Dia juga berharap, PKS bersama parta-partai Islam dan ormas Islam untuk selalu dapat berkoordinasi agar mampu mewujudkan Indonesia sejahtera. “Saya berharap perjuangan di Indonesia melalui jalur dakwah dan politik bisa selalu bersinergi dan melengkapi satu sama lain, terutama antara PKS dengan Muhammadiyah,” ujarnya.


*http://www.suaramerdeka.com/v1/index.php/read/news/2012/02/24/110510/Muhammadiyah-dan-PKS-Akan-Selalu-Bersinergi-
Read more »

24 February, 2012

Apa yang Kau Bayangkan dengan Pernikahan?

Sesuatu yang sangat indah… Dengan menikah surga dunia akan menjadi nyata. Segalanya begitu mempesona. Siang yang penuh canda tawa dan malam yang indah dalam peraduan cinta. Bisa tilawah bersama. Melakukan pengayaan materi tarbiyah berdua. Jika lelah ada yang memijat. Jika lemah ada yang memberi semangat. Tanggal muda belanja berdua. Tanggal tua tetap mesra. Berangkat kerja dicium tangannya. Pulang kerja disambut gembira. Dunia hanya milik berdua.

Kadang-kadang perasaan seperti itulah yang dimiliki oleh kita yang ingin menikah. Imajinasi yang sempurna. Bahwa pernikahan takkan kurang dari 13 kalimat di atas. Benar-benar mempesona tanpa cela. Benar-benar indah tanpa masalah.

Sebenarnya, boleh-boleh saja membayangkan yang demikian. Agar motivasi berkeluarga itu terjaga. Agar menikah tidak terlambat.

Namun, saat yang dibayangkan hanya keindahan, itu akan menjadi harapan yang mengeras dan harus jadi kenyataan. Efek negatifnya, ketika pernikahan yang dilaluinya tidak seindah yang dibayangkan, jiwanya bisa tidak siap menghadapi sehingga lebih sakit terasa atau segera kecewa. Saat ada problematika dalam kehidupan rumah tangga yang sama sekali berbeda dengan bayangan sebelumnya bisa menjadi masalah besar. Meskipun sebenarnya problem itu wajar dalam interaksi suami istri pada umumnya.

Maka ada baiknya jika kita memiliki bayangan-bayangan indah tentang pernikahan, kita juga memahami bahwa ada persoalan-persoalan yang bisa saja terjadi dalam kehidupan berkeluarga.

Pertama, hari-hari pertama pernikahan yang umumnya dipakai bulan madu oleh masyarakat kita, memang adalah momen-momen terindah. Saat itu, meskipun ada salah ucap atau makanan yang kurang sesuai dengan selera akan menjadi tidak terasa. Kalah oleh nikmatnya cinta. Namun seiring berjalannya waktu dan bergantinya hari, semua akan menjadi biasa dan kembali seperti sedia kala. Suami istri juga akan mulai mengetahui karakter masing-masing lebih detail. Di sini kadang kita terkejut, “Ternyata istriku suka ngambek. Sedikit-sedikit ngambek, diam tidak mau bicara. Padahal hanya telat pulang kerja 30 menit karena macet.” Di sini kadang istri kaget, “Ternyata suamiku mudah marah. Sarapan telat marah. Baju kurang rapi marah.”

Jika kita menganggap itu masalah besar karena sebelumnya hanya membayangkan yang indah-indah saja, kita mudah patah dan menyerah. Namun jika kita telah siap, kita akan lebih antisipatif. Pasti ada solusinya. Kalau istri ngambek, suami yang memulai berbicara, mencandai, merayunya dan… seterusnya. Kalau suami kelihatan mau marah, istri yang minta maaf duluan, dipanggil sayang, dan… selanjutnya terserah Anda.

Kedua, sering kali pasangan muda pada tahun-tahun pertama akan diuji dengan keterbatasan ekonomi. Apalagi yang dari awal hanya berbekal motivasi “menikahlah maka engkau akan kaya”. Ikut mertua sungkan. Rumah sendiri belum punya. Akhirnya tinggal di rumah kontrakan. Apalagi sebelumnya adalah mahasiswa murni yang tiao bulan selalu mendapat “bea siswa” dari orang tua. Begitu menikah “bea siswa” berhenti dan pekerjaan belum mapan. Jika hanya membayangkan pernikahan dari indahnya hidup penuh cinta tanpa persiapan menghadapi kondisi seperti ini bisa berbahaya. Namun jika telah memprediksi sebelumnya bahwa kemungkinan ini bisa saja terjadi, mereka berdua tetap yakin pada Allah yang Maha Pemberi Rezeki dan memecahkan masalah berdua penuh cinta. Bukan istri menyalahkan suami karena penghasilannya yang masih “pemula” atau suami yang memaksa istri minta “bea siswa” lagi kepada orang tua.

Ketiga, kehidupan berumah tangga menjadikan kita dihitung sebagai warga masyarakat yang sebenarnya. Jika sebelumnya kita adalah pertapa di menara gading yang tidak pernah diperhatikan masyarakat, begitu berumah tangga kita mau tidak mau akan terlibat dalam banyak aktifitas dan hak-hak bertetangga. Konsekuensinya jelas, ada kontribusi waktu bahkan maliyah kita. Kalau sebelumnya hanya membayangkan nikmatnya menikah bisa terus berduaan, lebih banyak waktu untuk tilawah dan mendiskusikan materi tarbiyah, kita akan kewalahan.

Keempat, semakin lama kita berumah tangga yang dibangun di atas pondasi imajinasi sempurna, potensi futur dalam berumah tangga semakin besar. Tidak mungkin rumah tangga selama bertahun-tahun bebas masalah atau konflik, sekecil apapun. Imbangilah bayangan keindahan dengan kesadaran adanya kemungkinan ini supaya lebih siap dan sigap mengatasinya. Diperlukan upaya mengatasi futur dalam berumah tangga ini.

Kelima, saat Allah mengamanahkan hamba kecilnya kepada kita. Mulai istri mengandung yang seleranya berubah bahkan terkadang aneh, termasuk sikapnya, sampai waktu, tenaga, perhatian dan finansial lebih besar untuk menyambut kelahirannya dan mulai membesarkannya.

Jika kita punya bayangan akan kemungkinan-kemungkinan ini, kita lebih siap dan lebih antisipatif menghadapinya. Sehingga semuanya berlalu hanya bagaikan riak-riak kecil yang menambah asyik laju bahtera kita, tidak sampai menjadi ombak besar yang menenggelamkannya.

Seperti Umar bin Khatab saat ada orang yang mau mengadu kepadanya. Begitu mendapati Umar dimarahi istrinya dan diam saja, orang itu kembali. Tidak jadi mengadu. Saat Umar tahu dan dipanggilnya. Ia pun mengatakan bahwa niatnya curhat dan konsultasi masalah keluarga. Ternyata masalah kelurga Umar lebih besar, anggapannya. Umar lalu mengajarinya sebuah makna: itu adalah bumbu dalam berumah tangga.

Sekarang bagaimana kau membayangkan pernikahanmu dan hari-hari selanjutnya?

http://www.bersamadakwah.com/2010/05/apa-yang-kau-bayangkan-dengan.html
Read more »

Kebugaran itu Penting Bagi Kader Dakwah

Gerimis yang membasahi langit Serpong Utara, tak menyurutkan kader dan simpatisan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) untuk menghadiri acara “Ahad Sehat Keluarga Serpong Utara” yang diadakan oleh DPC PKS Serpong Utara. Acara yang diawali dengan Senam PKS Nusantara ini digelar di Terminal Pasar Gedung Hijau, Perum Pondok Pakulonan, Serpong Utara, Ahad lalu (19/02/2012).

“Kegiatan ini merupakan rangkaian acara untuk menyambut mukhoyam yang digelar oleh DPD PKS Kota Tangerang Selatan pertengahan Maret mendatang,” ujar Slamet Suwarno, Sekretaris DPC PKS Serpong Utara di sela-sela acara.

Dalam kesempatan ini, Ketua DPD PKS Kota Tangerang Selatan, Unggul Wibawa menyampaikan taujih tentang pentingnya kebugaran bagi para kader dakwah di Mushola Al Furqon yang tak jauh dari Terminal Pasar Gedung Hijau.

Unggul  Wibawa mengatakan, kegiatan pra mukhoyam itu penting sebelum mengikuti mukhoyam. Sehingga kader PKS harus menyiapkan mental dan fisik. “Mukhoyam itu momentum, yang penting adalah sebelum dan sesudah mukhoyam,” ujar pria yang akrab disapa Unggul ini.

Dikatakannya, mukhoyam adalah salah satu kegiatan yang dapat menjalin ukhuwah dan meningkatkan kebugaran tubuh. Menurut Ust. Unggul, seiring bertambah umur juga akan berpengaruh pada kebugaran tubuh.

Karena itu, yang bisa dilakukan untuk mengurangi penuaan dini adalah dengan membentuk persepsi dan menjaga serta mengelola gaya hidup.

“Biasanya penurunan kebugaran karena budaya hidup yang tidak pas,” kata Unggul. Beliau juga prihatin dengan berita kematian kader-kader yang meninggal di usia muda.

“Urusan kematian adalah takdir Allah dan masalah akidah. Tapi kita perlu memaksimalkan ikhtiar,” ungkapnya.

Beliau menjelaskan, untuk menjaga kebugaran perlu dilakukan budaya hidup sehat seperti makan cukup gizi, dengan lauk tahu dan tempe sudah cukup,  dan jangan makan makanan junkfood.

Kemudian, lanjut beliau,  istirahat yang cukup, kurang tidur menjadi masalah karena orang yang istirahat kurang denyut jantungnya menjadi lebih kencang, dan cenderung minum banyak sehingga bisa menyebabkan kegemukan.

“Selain itu metabolisme tubuh juga perlu istirahat,” jelas Unggul.

Unggul menambahkan, olah raga teratur juga penting dan dilakukan secara bersama-sama, orang yang bergaul dengan orang bugar maka akan ketularan suka olah raga, karena kebugaran itu menular seperti keimanan sehingga perlu dilakukan secara jama’i .

“Orang bugar produktivitasnya lebih  tinggi, dan tugas-tugas dakwah hanya bisa dilaksanakan oleh orang-orang yang bugar,” imbuhnya.

Acara yang dimulai sejak pukul 07.00 -11.00 WIB ini juga dimeriahkan dengan game teamwork yang diikuti lebih dari 50 kader PKS Serpong Utara dan pengumuman pemenang hadiah lomba Surat Cinta Untuk DPC Serpong Utara.*/Cipto, PKS Serpong Utara
Read more »

NU Gelar MTQ Tingkat ASEAN

Jam’iyyatul Qurra Wa al-Huffadz Nahdlatul Ulama (JQH-NU) akan menggelar musabaqah tilawatil Qur’an (MTQ) ke-VII yang akan dilaksanakan dari 03 Juli 2012 hingga 08 Juli 2012 di Pontianak, Kalimantan Barat.

“MTQ akan diikuti peserta dari nasional dan pertama kalinya diikuti peserta negara-negara ASEAN. Ada sebelas negara yang ikut  jadi peserta, yaitu Malaysia, Thailand, Brunei Darussalam, Singapura. Pokoknya negara-negara ASEAN,”  ungkap Zahid Luqman ketika dihubungi NU Online, Rabu (21/02/2012).

Wakil Sekretaris JQH-NU ini menambahakan cabang-cabang yang akan dilombakan adalah tilawah, terdiri dari tiga kategori: anak-anak, remaja dan dewasa; tahfizd terdiri tiga kategori, 30 juz, 15 juz, dan 5 juz. Lalu lomba tafsir Al-Quran dalam bahasa Indonesia dan Arab, seni kaligrafi, dan qiroatul kitab (baca kitab gundul).

“Cabang yang akan diikuti peserta ASEAN adalah tilawah dan tahfidz Al-Qur’an. Dewan juri untuk cabang ini akan mengundang dari Iran, Mesir, dan Arab Saudi,” tambahnya.

Zahid melanjutkan, acara ini akan dibuka oleh Presiden RI, karena selain MTQ, juga sekaligus  Musyawarah Nasional (Munas) keempat JQH.*


from :
 http://hidayatullah.com/read/21335/23/02/2012/nu-gelar-mtq-tingkat-asean--.html
Read more »

Ismail Haniya Akan Pimpin Aksi Sejuta Umat di Kairo Hari Ini

Perdana Menteri Palestina Ismail Haniya akan memimpin aksi sejuta umat "Selamatkan Al-Aqsha" di Kairo, hari ini (24/2). Bersama sekjen komite Al-Quds internasional, Shalah Sultan, serta sejumlah elemen revolusi Mesir, Haniya dijadwalkan memimpin aksi yang rencananya dimulai setelah shalat Jum'at di Universitas Al-Azhar itu.

Elemen nasional pendukung rakyat Palestina, perlawanan serta komite Al-Quds di persatuan dokter Arab, komite Al-Quds di Persatuan Ulama dunia serta Partai Tauhid Arab, komunitas Musim Semi Arab serta koalisi umum revolusi 25 Januari serta sejumlah elemen politik Mesir akan turut serta dalam aksi menentang penyerbuan berulang kelompok radikal Zionis terhadap Masjid Al-Aqsha itu.

Setelah mengimami shalat Jum'at di universitas Al Azhar, Ismail Haniya akan menyampaikan ceramah tentang urgensi menyelamatkan Al Aqsha dan memimpin aksi, Shalih Sultan mengatakan kepada Infopalestina.

sekjen komite Al-Quds internasional, Sultan juga menyerukan semua pihak untuk mengikuti aksi, mengingat pentingnya aksi itu demi melindungi Al-Aqsha dari penodaan Zionis yang berulang kali. Sultan juga meminta pintu jihad dibukakan untuk menyelamatkan Al-Aqsha. 

copaz prom :
 http://www.bersamadakwah.com/2012/02/ismail-haniya-akan-pimpin-aksi-sejuta.html
Read more »

Lebih Dekat Terhadap Al-Quran

Al-Quran sebagai kitab suci, menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan seorang muslim. Bukan saja sebagai bacaan dalam sholat dan tilawah, namun juga sebagai panduan dalam menghadapi segala tantangan kehidupan. Karena itu menjadi hal yang mutlak bagi seorang muslim, untuk senantias memperkuat interaksinya dengan Al-Quran. Namun kenyataan berbicara hal yang berbeda. Sejak dahulu ada kecenderungan Al-Quran terlalaikan oleh kaum muslimin itu sendiri. Inilah isyarat yang terungkap dalam ayat Al-Quran :

وَقَالَ الرَّسُولُ يَا رَبِّ إِنَّ قَوْمِي اتَّخَذُوا هَذَا الْقُرْآنَ مَهْجُورًا
 
“Dan berkatalah Rasul: “Ya Tuhanku, Sesungguhnya kaumku menjadikan Al Quran itu sesuatu yang tidak diacuhkan“ (QS Alfurqon 30)

Meskipun konteks asbabun nuzul ayat tersebut terkait pengingkaran serta ketidakpedulian kaum kafir Qurays saat Rasulullah SAW menawarkan dan membacakan ayat Al-Quran di hadapan mereka, namun kita bisa mengambil ibroh umum dari ayat tersebut. Sebagaimana disebutkan oleh Imam Ibnu Katsir dalam Tafsirnya, bahwa yang dimaksud dengan lafadz “ mahjuuro” itu bisa berarti : tidak mempelajari dan menghafalkan Al-Quran, tidak mengimani serta mentadabburinya, tidak menjalankan perintah-perintah yang terkandung di dalamnya, serta bahkan berpaling dari Al-Quran atau sibuk dengan hal lainnya. Dengan penjelasan Ibnu Katsir tersebut, jika kita renungkan dengan konteks hari ini, maka betapa tepat dan riil apa yang dikeluhkan Rasulullah SAW dalam ayat tersebut, tentang mulai ditinggalkannya Al-Quran dalam kehidupan banyak muslim.

Al-Quran sejatinya mempunyai manfaat dan pengaruh luar biasa dalam kehidupan seorang muslim. Banyak ayat menyebutkan tentang fungsi Al-Quran, salah satunya yang dijelaskan dalam surat Yunus 57 :

 يَا أَيُّهَا النَّاسُ قَدْ جَاءَتْكُمْ مَوْعِظَةٌ مِنْ رَبِّكُمْ وَشِفَاءٌ لِمَا فِي الصُّدُورِ وَهُدًى وَرَحْمَةٌ لِلْمُؤْمِنِينَ

“Hai manusia, Sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman”

Dalam ayat di atas Al-Quran sesungguhnya mampu menjadi : mauidhoh ( nasehat atau pelajaran), begitu juga Syifaa lima fis sudhur (penyembuh hati), huda (petunjuk atau panduan), dan tentu saja menjadi rahmat dan anugerah bagi kaum beriman. Jika kaitkan dengan realita ditinggalkan dan diacuhkannya Al-Quran, maka betapa banyak kaum muslimin yang mempunyai dan membaca Al-Quran, namun tak kunjung juga merasakan kedahsyatan fungsi Al-Quran tersebut. Hal ini sesungguhnya banyak disebabkan karena minimnya interaksi kita dengan Al-Quran.

Lalu bagaimana idealnya seorang muslim dalam berinteraksi dengan Al-Quran ? Sejauh manakah interaksi kita selama ini dengan Al-Quran. Apakah cukup dengan membaca Al-Quran setiap hari dengan target beberapa halaman misalnya ? Setidaknya 7 hal berikut ini bisa menjadi bahan renungan dan lecutan tentang apa-apa saja yang semestinya kita tingkatkan untuk mendekatkan interaksi kita dengan Al-Quran.

Lalu bagaimana idealnya seorang muslim dalam berinteraksi dengan Al-Quran ? Sejauh manakah interaksi kita selama ini dengan Al-Quran. Apakah cukup dengan membaca Al-Quran setiap hari dengan target beberapa halaman misalnya ? Setidaknya 7 hal berikut ini bisa menjadi bahan renungan dan lecutan tentang apa-apa saja yang semestinya kita tingkatkan untuk mendekatkan interaksi kita dengan Al-Quran.

Pertama : Mendengarkan dan Menyimak Al-Quran
Bentuk yang paling mendasar dan sederhana dalam interaksi kita terhadap Al-Quran adalah dengan mendengarkan dengan seksama atau menyimak. Allah SWT mengingatkan salah satu sebab terbukanya pintu rahmat-Nya adalah ketika kita mendengarkan dan menyimak saat Al-Quran dibacakan. Firman Allah SWT :

وَإِذَا قُرِئَ الْقُرْآنُ فَاسْتَمِعُوا لَهُ وَأَنْصِتُوا لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ
 
“dan apabila dibacakan Al Quran, Maka dengarkanlah baik-baik, dan perhatikanlah dengan tenang agar kamu mendapat rahmat “ ( QS Al A’rof 204)

Hal yang berkebalikan ditunjukkan oleh kaum kafir qurays, yang senantiasa menghindar atau meremehkan ayat-ayat Al-Quran yang dibacakan. Sangat penting bagi kita untuk mengalokasikan waktu untuk menyimak bacaan Al-Quran, karena bisa jadi bacaan kita masih banyak yang salah dan hal itu menjadi koreksian bagi kita, ataupun karena memang kita ingin mendengarkan lantunan Al-Quran yang lebih merdu dan menggugah. Ini bukan hal yang aneh, bahkan sekelas Rasulullah SAW pun pernah meminta sahabat secara khusus untuk membacakan untuknya ayat Al-Quran.

Kedua : Membaca dengan Tajwid
Perintah membaca Al-Quran serta keutamaan tilawahnya terserak dalam banyak riwayat hadits. Yang perlu kembali kita renungkan adalah yang terkait dengan adab-adab tilawah. Dengan kesempurnaan tajwid dan memenuhi adab tilawah, maka akan semakin dekat interaksi dengan Al-Quran. Perlu diperhatikan juga target dalam menyelesaikan khataman Al-Quran, sebagaimana juga mengincar keberkahan dengan membaca surat-surat tertentu untuk momentum-momentum tertentu, seperti membaca surat Al-Kahfi pada hari Jumat.

Ketiga : Menjaga dan Menghafalkan
Al-Quran dijamin oleh Allah SWT akan terpelihara dari segala kesalahan dan kekeliruan dalam ayat-ayatnya. Salah satu bukti yang paling nyata adalah banyaknya para huffadz sepanjang lintasan sejarah kaum muslimin. Secara khusus, Rasulullah SAW jelas memotivasi kita untuk berupaya mengumpulkan Al-Quran dalam dada kita, dalam arti berupaya menghafalkannya. Beliau bersabda :

“Orang yang tidak mempunyai hafalan Al Qur’an sedikit pun adalah seperti rumah kumuh yang mau runtuh.” (HR. Tirmidzi)

Keempat : Memahami dan Mentadabburi
Bentuk interaksi kita berikutnya terhadap Al-Quran adalah, dengan berupaya mengkaji dan memahami ayat-ayatnya. Hal ini biasa disebut dengan tadabbur, yang bisa kita lakukan melalui majelis-majelis pengajian tafsir, buku-buku, atau sarana lainnya. Dalam proses tadabbur kita akan banyak mendapatkan pencerahan yang luar biasa, dan senantiasa bertambah terus dari waktu ke waktu. Inilah mungkin yang diisyaratkan dalam firman Allah SWT :

أَفَلَا يَتَدَبَّرُونَ الْقُرْآنَ أَمْ عَلَى قُلُوبٍ أَقْفَالُهَا
“ Apakah mereka tidak mentadabburi alquran, ataukah pada hati-hati mereka (terletak) kunci gemboknya ?” (QS Muhammad 24)

Seorang sahabat ada yang menjelaskan salah satu maksud dalam ayat di atas, yaitu setiap manusia dalam hatinya terkunci dengan gembok-gembok, yang mana hanya bisa dibuka dengan tadabbur dan pemahaman yang baik terhadap al-quran.

Kelima : Belajar, Mengajarkan, Mendakwahkan
Bentuk interaksi lainnya adalah belajar, mengajarkan dan mendakwah Al-Quran. Inilah yang disebut sebagai ciri generasi Robbani yang disebutkan dalam Surat Ali Imron 79 : tetapi (dia berkata): “Hendaklah kamu menjadi orang-orang rabbani, karena kamu selalu mengajarkan Al kitab dan disebabkan kamu tetap mempelajarinya . Sebagaimana pula motivasi Rasulullah SAW kepada kita dalam sabdanya yang sudah sangat terkenal : “yang paling baik diantara kalian adalah mereka yang belajar dan mengajarkan Al-Quran”

Karena itulah perlu kita membuat dan menghadirkan majelis-majelis al-quran, dalam bentuk pengajian, kajian maupun halaqoh-halaqoh al-quran, dimana keistimewaannya begitu gamblang dijelaskan di dalam hadist riwayat muslim : “ Tidaklah sebuah kaum berkumpul di salah satu rumah-rumah Allah, mereka membaca AlQuran dan saling mempelajari diantara mereka, melainkan akan turun kepada mereka ketenangan, rahmat Allah akan meliputi mereka, malaikat pun menaungi mereka, bahkan Allah SWT menyebutkan nama-nama mereka kepada yang ada di sisi-Nya” (HR Muslim dari Abu Hurairoh)

Keenam : Mengaplikasikan dalam Kehidupan Sehari-hari
Al-Quran adalah kitab aplikatif yang berisi larangan, perintah serta panduan bagi seorang muslim untuk bersikap dalam kehidupannya sehari-hari. Karenanya merupakan kewajiban seorang muslim, lebih khusus lagi mereka aktifis dakwah dan pegiat pengajian untuk menjadi yang pertama berupaya melaksanakan perintah dan panduan al-Quran, sebelum tampil keluar berdakwah dan menyeru kepada manusia lainnya. Allah SWT mengingatkan hal ini dengan begitu jelas dalam firman-Nya : “

mengapa kamu suruh orang lain (mengerjakan) kebaktian, sedang kamu melupakan diri (kewajiban) mu sendiri, Padahal kamu membaca Al kitab ? Maka tidaklah kamu berpikir? “ (QS Baqoroh 44)

Ketujuh : Membela dan Mensyiarkan
Yang terakhir Al-Quran sebagai salah satu syiar dan simbol dalam Agama ini haruslah mendapat tempat yang terhormat dalam hati kita, diagungkan sebagai bukti ketakwaan diri. Allah SWT berfirman : Barang siapa mengagungkan syiar Allah, maka itu adalah bagian dari ketakwaan dalam hati (QS Al Hajj 32)

Karena itulah, saat ada orang-orang yang melecehkan dan menghinakan Al-Quran, baik secara fisik maupun dengan mengubah-ubah arti dan hukumnya, sangat layak bagi seorang muslim untuk terpanggil membela dan meluruskan, meneguhkan dan mengembalikan pada ajaran Islam yang lurus dan terjaga.

Akhirnya, semoga kita mampu mengaplikasikan tujuh hal di atas dalam keseharian kita, agar menjadi lebih dekat terhadap Al-Quran, maka bertambahlah keberkahan dan pengaruh Al-Quran dalam warna kehidupan kita. Semoga Allah SWT memudahkan.
Semoga bermanfaat salam optimis ! 

Sumber : indonesiaoptimis.com
Read more »

Dakwah Itu Bukan Aku Atau Kamu, Tapi Kita

Innamal mukminu na ikhwah. Sesama mukmin itu bersaudara. Seperti yang dijelaskan di catatan sebelumnya kenapa kok memakai kata mukmin, bukan muslim? Persaudaraan yang diikat oleh akidah atau kepercayaan, itu dapat lebih abadi kalau kita benar-benar memahaminya. Pernahkah mendengar cerita Salman Al Farisi? Seorang Majusi yang kemudian berpindah agama menjadi Kristen karena melihat cara beribadah Kristen yang sangatlah baik untuknya. Lalu berpindah-pindah pendeta karena pendeta sebelumnya sudah wafat. Namun ketika pendeta terakhir mau wafat, Salman disuruh pergi menuju tempat yang dipenuhi pohon kurma, disana telah lahir seorang Rasul yang membawa Syafaat untuk seluruh ummat di dunia.

Lalu sepeninggal pendeta itu, salman memenuhi panggilan itu, panggilan untuk mencari Rasulullah. Benar saja, Salman bertemu dengan Rasulullah lalu menyatakan keislamannya secara kaffah. Dan Salman menjadi salah satu shahabat terdekat Rasulullah. Peran Salman sangatlah besar untuk ummat ini. Ketika ummat ini hanya berada di daerah yang sangat kecil, yaitu Madinah Al-Mukarromah, musuh-musuh Islam di luar daerah itu bersatu untuk menghancurkan Madinah tempat dimana ummat muslim baru saja berhijrah. Musuh-musuh besar yang mengelilingi kota Madinah ini siap untuk meluluhlantakkan Madinah.

Bisa dibayangkan kalau sekarang seluruh negara-negara besar di dunia seperti AS, Australia, China, Jepang dan India menyerbu Indonesia. Pasti kewalahan untuk menghadapinya. Namun Salman mempunyai ide yang sangatlah tidak biasa bagi orang Muhajirin maupun Anshar. Membuat parit yang mengelilingi kota Madinah. Parit yang dibuat tidak hanya sekedar parit, parit ini sangatlah besar, bahkan kalau orang yang masuk kedalamnya, walaupun saling menjunjung agar bisa sampai ke permukaan, tidak akan sanggup. Sementara lebarnya, kuda saja tidak dapat melewatinya. Bisa dibayangkan betapa cerdiknya generasi-generasi unggul yang dilahirkan dari rahim ukhuwah. Seorang Majusi yang berubah total menjadi Kristen, namun setelah datangnya Islam dia langsung menyambutnya dengan segera dan menyatakan keislamannya.

Generasi terbaik kala itu tidak langsung dilahirkan oleh orang Islam, sama halnya dengan sekarang, hanya berbeda tipis. Generasi terbaik saat ini kebanyakan lahir dari mereka yang ketika menginjak SMA adalah orang-orang ammah, namun ketika berada di kuliah dan mengenal dakwah, mereka akan menjadi generasi-generasi pembaharu, sangat berbeda dengan orang yang sudah merasa mempunyai banyak ilmu, sehingga kebanyakan ketika kuliah susah untuk diajak berdakwah, sehingga susah juga untuk menjadi generasi pembaharu.

Padahal masa-masa kuliah adalah masa yang paling menentukan untuk ke depannya. Banyak yang ketika masih menjadi siswa adalah orang-orang yang biasa bahkan sangat jauh dari kebaikan, namun ketika kuliah, dia sangat dekat sekali dengan kebaikan. Tidak jarang juga mereka yang ketika menjadi siswa sangat dekat dengan kebaikan, tapi ketika menjadi mahasiswa, seakan-akan kebaikan itu terasa jauh. Lingkungan yang tidak mendukung disertai teman-teman yang lebih menyukai duniawi. Atau terkadang disebabkan rasa puas ketika masih menjadi siswa telah melaksanakan banyak kebaikan, lalu buah kebaikan yang dilaksanakan diambil ketika kuliah, sehingga ketika kuliah malah menjadi jauh dari kebaikan karena kepuasan tersebut.

Sangat miris ketika terjadi seperti itu. Padahal kebaikan yang kita lakukan tidak akan pernah habis, sekalipun sudah menjaid mahasiswa, atau bahkan sudah menikah. Ketika ada yang merasa capek dengan dakwah yang terlalu berat, lalu bertanya, ”Kapankah kita akan beristirahat?”. Maka jawablah, ”kita akan beristirahat ketika kaki kita sudah menginjak jannah-Nya”

Jannah, sebuah tempat yang sangat diinginkan oleh setiap orang, namun keinginan tidak sesuai dengan usaha hanya akan berakibat omong kosong belaka. Ibarat mimpi tanpa aksi, yah yang didapat hanyalah khayalan tanpa tindakan. Oleh karena, menjadi orang pintar itu wajib, tapi jangan merasa diri ini paling pintar. Menjadi ‘alim itu juga penting, namun jangan merasa diri ini paling ‘alim sehingga apa yang orang lain perbuat selalu salah dimatanya.

Kembali lagi ke konteks ukhuwah. Saling mengingatkan kondisi saudara di sebelah kita merupakan sebuah kewajiban mutlak kita, ibarat tubuh, ketika salah satu bagian sakit, maka bagian yang lain akan merasakan sakit yang sama. Sama halnya ketika mata sedang kemasukan debu, maka tangan siap untuk melindunginya. Seperti itulah ukhuwah, sangat erat, dekat, cepat, serta saling mengerti satu sama lain. Bukan berjalan sendiri-sendiri. Tidak saling menyombongkan dirinya.

Apa yang terjadi ketika jempol menyombongkan dirinya karena dia lah yang terhebat. Jempol digunakan untuk memberikan tanda dedikasi atas kehebatan seseorang. Lain jempol, lain pula dengan telunjuk, jari telunjuk digunakan untuk menunjuk, kalau tidak ada telunjuk, maka orang tidak akan tahu jalan. Yang selanjutnya adalah jari tengah, dia yang paling tinggi diantara yang lain. Yang keempat adalah jari manis, jari ini digunakan untuk menerima cincin pernikahan. Dan yang terakhir, yang paling mengenaskan adalah kelingking. Selain dialah yang paling kecil, kegunaannya yang lain salah satunya adalah untuk mengecek keberadaan telur di dalam ayam. Karena saking kecilnya lubang telur ayam, maka yang pas masuk hanyalah kelingking. Bayangkan jika jempol yang dimasukkan kesitu? Pasti keesokan harinya si ayam tidak mau bertelur lagi. Apa yang akan terjadi ketika kelima jari tersebut disuruh mengangkat kardus namun masing-masing dari mereka saling menjauh karena sangking sombongnya? Seperti itukah kita?

Kelima jari-jari tersebut memiliki keistimewaan masing-masing, apa yang dimiliki jempol belum tentu dimiliki oleh kelingking, begitu pula sebaliknya. Seharusnya kita dapat mengambil ibrah darisini. Apa yang kita miliki belum tentu dimiliki orang lain, begitu pula selanjutnya. Oleh karena itu dibutuhkan ukhuwah untuk saling mengisi.

Mengemban dakwah bukan tugas satu orang atau dua orang saja, bukan tugas satu kelompok atau dua kelompok saja, bukan tugas satu organisasi atau dua organisasi saja, bukan pula tugas satu kampus atau dua kampus saja, dan juga bukan tugas satu negara atau dua negara saja. Namun ini tugas kita semua. Meninggikan kalimat tauhid yang menyatakan bahwa Tuhan itu satu, yaitu Allah adalah tugas kita semua. Namun seperti itukah kita sekarang? Kita lebih terfokus pada ini hakku, ini hak kamu. Ini kewajibanku, ini kewajiban kamu. Kalau terus-terusan seperti itu tanpa saling menopang, bagaimana Dien ini bisa bersatu? Saling bahu-membahu menjadi peran yang paling penting dalam persaudaraan. Ketika saudara kita bersemangat, kenapa kita tidak?

Oleh: Izzur Rozabi Mumtaz, Malang

Sumber : http://www.fimadani.com/dakwah-itu-bukan-aku-atau-kamu-tapi-kita/
Read more »

Tauhid Yang Pertama, Akhlak Juga Utama

Oleh: H. Abdullah Haidir, Lc
Ketua MPW PKS Arab Saudi

Antara Dua Jargon Dakwah
At-Tauhiid Awwalan… (Tauhid yang pertama), begitu sebuah jargon dakwah yang cukup dikenal di kalangan aktifis dakwah. Menggambarkan pentingnya masalah tauhid dijadikan sebagai tema dakwah yang seharusnya pertama kali disampaikan. Banyak dalil yang dapat diajukan untuk menguatkan sikap ini.

Sementara itu, di sisi lain, sebagian aktifis dakwah lainnya mengusung jargon ‘Akhlaqul karimah’ dalam agenda dakwahnya. Bagi mereka, apapun hasil dari sebuah dakwah haruslah berujung kepada prilaku dan kepribadian menarik, bermanfaat, tidak menyakiti dan merugikan pihak lain. Banyak pula dalil yang diajukan untuk menguatkan sikap ini.

Semestinya, kedua jargon ini dapat saling mengisi dan menguatkan, karena memang begitulah asalnya. Akan tetapi, seringkali yang terjadi dilapangan justru melahirkan polarisasi yang cukup kuat dan tajam, bahkan tak jarang menimbulkan komunitas tersendiri hingga yang berujung pada gesekan dan benturan.

Memang, kalau kita lihat beberapa ayat atau hadits-hadits tentang masalah ini secara terpisah, apalagi jika tidak diimbangi dengan tashawwur (gambaran) utuh tentang sirah bagaimana Rasulullah saw berdakwah, masing-masing pihak akan menemukan pembenarannya.

Pengusung jargon pertama dengan semangat berkobar-kobar berusaha ingin meluruskan yang bengkok, membersihkan yang kotor dan mengembalikan yang menyimpang. Namun kadang abai dengan ucapan yang lembut, pilihan kata yang sesuai dengan situasi dan audiens, ekslusif, abai dengan kedudukan dan kehormatan figur tertentu atau abai menyesuaikan diri dengan psikologi individu atau massa, atau tidak mempedulikan sensitifitas budaya setempat, dst. Sementara pengusung jargon kedua, juga dengan semangat yang berkobar-kobar, ingin menampilkan Islam yang toleran, teduh, inklusif, moderat dan sederet sifat-sifat menyejukkan lainnya. Namun kadang abai dengan perkara tauhid, sering ‘bermain-main’ dengan logika dan perasaan dalam wilayah keyakinan, juga terlalu cair dan ‘meliuk-liuk’ dalam wilayah yang padat dan baku.

Asumsi di atas tentu masih sangat terbuka diperdebatkan batasan-batasannya, akan tetapi adanya polarisasi tersebut, sedikit ataupun banyak, sangat mudah ditangkap oleh siapa saja yang mencermati medan dakwah dengan seksama. Tulisan ini pun bukan untuk membuktikan atau menolak kesimpulan tersebut, tapi lebih ditujukan untuk menjadi entri dalam memahami adanya korelasi erat atau bahkan satu kesatuan yang tak terpisahkan antara tauhid dan akhlak, atau antara akhlak dan tauhid.

Tauhid adalah bagian dari akhlak dan akhlak adalah bagian dari tauhid. Hanya, tauhid biasanya difokuskan pada hubungan seorang hamba kepada Allah, sedangkan akhlak fokus pada hubungan hamba kepada sesama hamba. Tapi kenyataannya, di antara yang sangat menentukan kualitas tauhid seseorang, terkait erat dengan prilakunya terhadap sesama hamba, sementara akhlak yang paling utama dari seorang hamba adalah sikapnya kepada Allah Ta’ala sebagai Pencipta yang tak lain merupakan tauhid itu sendiri.

Atau, mudah-mudahan tidak keliru jika kita meminjam istilah para ulama dalam menyatukan dua istilah berbeda namun saling berkaitan erat (seperti definisi Iman dan Islam), yaitu; izaftaraqaa ijtama’aa wa izajtama’aa iftaraqaa (jika berpisah dia bersatu dan jika bersatu dia berpisah). Maksudnya adalah bahwa istilah ‘tauhid’ jika disebutkan secara terpisah, maka ‘akhlak’ termasuk di dalamnya. Begitu pula ‘akhlak’, jika disebutkan secara terpisah, maka ‘tauhid’ termasuk bagian di dalamnya. Namun jika keduanya disebutkan secara bersamaan, maka masing-masing memiliki makna khusus sebagaimana telah disebutkan.

Antara Ketegasan Tauhid Dan Keunggulan Akhlak
Seorang muslim hendaknya berada dalam kondisi seperti ini secara berimbang. Yang satu tidak boleh mengabaikan yang lain. Atau, jangan sampai kita merasa mendapatkan legitimasi terhadap kekurangan pada salah satunya hanya karena kita sudah merasa ideal terhadap lainnya. Seseorang yang memiliki kekeliruan dalam masalah tauhid, jangan merasa masalahnya sepele hanya karena dia merasa akhlaknya baik-baik saja, sebagaimana orang yang bermasalah dalam masalah akhlak, jangan merasa tenang hanya karena dia merasa tauhidnya sudah murni dan mantap. Tidak boleh ada dikotomi pada keduanya. Keberadaan yang satu menguatkan yang lain. Atau, kehilangan salah satunya akan melemahkan yang lain.

Perhatikanlah dakwah Rasulullah saw, apa yang pertama kali dia serukan? Ya, tauhid kepada Allah, beribadah semata kepada-Nya dan tidak menyekutukan-Nya. Tapi perhatikan pula baik-baik, siapa yang pertama kali menerimanya? Tak lain orang-orang terdekatnya yang sudah sangat mengenal kepribadiannya. Pertanda apakah? Pertanda bahwa akhlak beliau sudah dikenal kebaikannya. Sebab masuk Islamnya orang-orang terdekat, setelah hidayah Allah Ta’ala, tak lain karena mereka melihat kepribadian Rasulullah saw yang istimewa. Ini artinya sebuah perpaduan indah dalam sebuah pribadi antara ketegasan tauhid dan keunggulan akhlak.

Karenanya, ketika Rasulullah saw mengadukan kekhawatirannya kepada Khadijah setelah menerima wahyu pertama, Khadijah menghiburnya dengan sesuatu yang bersumber dari akhlaknya yang mulia, “Allah tidak akan menghinakanmu sama sekali, engkau adalah orang yang suka silaturrahim, membantu yang lemah, menghormati tamu dan suka berkontribusi dalam berbagai bidang kebaikan.”

Wujud dari hal tersebut di antaranya tergambar dari pesan Luqman yang Allah abadikan dalam surat Luqman ayat 15, yang berisi pesan untuk tidak menuruti perintah orang tua manakala mereka mengajak kepada kemusyrikan, namun pada saat yang bersamaan, sang anak tetapi diperintahkan untuk mempergauli mereka dengan baik. Ketegasan mempertahankan tauhid yang murni, bukan alasan bagi seorang anak untuk tidak berakhlak mulia terhadap orang tua. Sebaliknya, keinginan untuk menampilkan akhlak menawan, semestinya tidak menghalangi seseorang untuk bersikap tegas, walaupun terhadap orang tua.

Mewujudkan keseimbangan di antara kedua hal ini jelas lebih rumit. Butuh kekuatan hati, sekaligus kelembutannya, kecerdasan akal sekaligus kecerdikannya, ketegasan sikap sekaligus kelenturannya. Secara teoritis hal itu tampak mudah, namun secara praktis, kendala dan tantangan pastinya tidak terhindarkan. Namun betapapun, hal tersebut harus diwujudkan walau sulit dan kadang mengalami kekeliruan. Tak ada jalan lain bagi kita kecuali terus belajar dan berusaha mewujudkan sikap ideal dalam masalah ini, karena disanalah keunggulan dan kemuliaan itu akan terwujud.
Wallahua’lam.

Riyadh, Rabi’ul Awal 1433 H

Sumber : 
http://www.pkspiyungan.org/2012/02/tauhid-yang-pertama-akhlak-juga-utama.html
Read more »

Taujih ustadz Anis Matta Sekjen PKS pada Rakornas PKS Wilayah Indonesia Timur

Rangkuman taujih ini kami himpun dari twit @pksmakkah selamat menyimak…
  1. Kita berkumpul disini untk meyakinkan diri kita bhwa insya Allah kita akan menang.
  2. Karena disini kita bersyura, mengumpulkan hati kita & menyusun perencanaan.
  3. Ini yg disebut dlm al quran: fa idzaa azamta fa tawakkal alallah! Kita sedang bertekad, ada 600 hati yg ada di sini.
  4. Tekad itu energi bagi fikiran untk menjadi tindakan
  5. Azam & Tawakkal bersanding, karena keduanya adalah tekad, 1 dari bumi dan 1 dari langit
  6. Kenapa Allah menggunakan kata Azam? Krna semua reallitas pd awalnya berawal di alam fikiran
  7. Jika kemenangan itu sdh ada dlm hati dan fikiran, maka ia akan mewujud dlm kenyataan
  8. Diayat lain Allah menyandingkan azam & sakinah. Sakinah itu kemantapan hati
  9. Jd yg pertama ada sebelum kemenangan itu adalah kemantapan hati
  10. Jk ada kemantapan dlm hati kita ikhwah sekalian, maka kemenangan itu sdh dekat
  11. Jd jika kita ingin mengetahui apakah kita akan menang 2014 nanti, antum bs tahu skrg!
  12. Maka peganglah dada antum, dan rasakan adakah kemantapan hati akan kemenangan itu atau tidak!
  13. Sebelum badar, kaum muslimin ditidurkan oleh Allah, dan esoknya mereka dipenuhi kemantapan hati!
  14. Jika Allah mentakdirkan ssuatu, mk Allah menciptkan sebab2nya
  15. Perhatikan sekitar antum, apakah terasa sebab2 kemenangan untuk antum?
  16. Karena antum diciptkan untk menjadi saksi2 (litakuunu syuhada) bg manusia!
  17. Kita yakin dg cita2 besar itu, krna kita akan menjadi saksi2 atas manusia.
  18. Kalau hanya sekedar tujuan electoral, itu persoalan mudah, sebab ilmunya saintifik, semua org bs pakai!
  19. Ttapi jk kita melaksanakn takdir kita sbg syahadah alannas, maka kerja2 kita bukan soal angka2
  20. Krna itu kerja2 kita hrslah menjadi sesuatu yg dpt di RASA, bukan sekedar dihitung2.
  21. Hasil2 dakwah kita adalah sesuatu yg dpt dirasa, ketakutan mnjadi rasa aman, kemarahan mnjdi ketenangan
  22. Saat ini kita ibarat mendaki gunung, ke atas masih tampak jauh, tp ke bawah lebih jauh lagi.
  23. Saat ini bagi kita tak ada pilihan lain, kita harus maju mencapai puncak!
  24. Bnyk org bertanya2, akan spt apa masa depan PKS dg beban ideologi yg diembannya
  25. Tp sederhana menjawabnya. Cukup mengajukan pertanyaan: pernahkah Islam itu memimpin dunia?
  26. PERNAH!!! Dan oleh karena itu kita meyakini bhwa capaian itu pasti bisa diulangi!
  27. Keraguan soal itu hanya menimpa mereka yg menggunakan logika electoral semata. Bhwa judul Islam itu tdk menjual dlm politik
  28. Sebab mreka mengalami kegalauan narasi. Bg kita narasi itu jelas, bhwa islam pernah menyatukan agama, pasar & politik
  29. Krna narasi itu pernah terwujud dlm realitas, maka sesungguhnya semua itu dpt diwujudkan kembali!
  30. Karena itu Allah mengingatkan, janganlah lemah dan janganlah sedih wa antumul a’lawna inkuntum mukminin!
  31. Dan kemantapan hati itu dpt dilihat dari sorotan mata antum yg tajam!
  32. Mata yg tajam itu akan menembus mata yg mentapanya dan turun ke hatinya.
  33. Sekarang antum rasakan, apakah yg dirasakan org lain ketika bertemu antum… Apakah gembira atau malah sedih?
  34. Islam ini datang memberikan berita gembira, memberikan harapan!
  35. Dan tugas kita adalah menghilangkan kesedihan, rasa takut & kemarahan, itulah sakinah!
  36. Jika antum memiliki sakinah, maka tugas kita adalah menghadirkan sakinah bagi masyarakat kita
  37. Maka salah satu indikator kemenangan adlah ketika org merasa ada sakinah/harapan ktika dekat dg kita
  38. Yg org ingin tahu adalah apa yg akan mereka rasakan ketika dekat dg antum, atau jika PKS menang!
  39. Kekuatan utama untk mendptkan follower adlh narrative intelligence, kemampuan menjelaskan
  40. Oleh karena itu antum mesti memiliki kemampuan menerjemahkan narasi ini dlm bnyk perspektif
  41. Misalnya agenda mainstreaming keluarga, perlu menggunakan kemampuan menerjemahkan yg baik agar org yakin!
  42. Jadi ini masalah bagaimana cara kita meyakinkan orang!
  43. Jd tdk ada yg salah dg apa yg kita yakini, ttapi cara kita meyakinkan org yg kurang tepat!
  44. Milikilah perasaan, bahwa apa yg kita lakukan sejauh ini adalah proses shifty of civilization, peralihan peradaban
  45. Bukan hanya kerja2 untuk meraih kursi, itu sesuatu yg sangat kecil. Tp rasakanlah kerja2 itu sbg merakit kerja besar
  46. Saat ini ada 2 peradaban yg sedang berganti, yg 1 akan mati dan 1 lg akan bangkit
  47. Baik peradaban yg akan mati maupun yg akan bangkit keduanya diawali oleh kekacauan
  48. Seperti bayi yg baru lahir menimbulkan tangisan, tangisan itulah kekacauan peradaban yg sedang ingin lahir
  49. Kekecauan yg terjadi di timur tengah sebelum jatuhnya para diktator adalah kekacauan yg mengawali lahirnya sbh peradaban
  50. Peradaban barat jg sedang mengalami kekacauan, kekacauan menjelang kejatuhan peradaban mereka
  51. Krisis Ekonomi barat, hanyalah efek kecil dari sebuah kerusakan yg lbh besar dan dalam, yaitu “penyakit degeneratif”
  52. Penyakit Degeneratif, adalah hasil dari sebuah sistem yg salah sjak awalnya, yaitu membunuh kehidupan
  53. Mereka membatasi kehidupan & kelahiran, krna mereka meyakini bhwa sumberdaya yg tersedia lbh sedikit dr jmlh manusia
  54. Inilah tuduhan mereka yg paling keji thd Allah! Seolah2 Allah tdk teliti menciptakan sumberdaya & manusia tdk seimbang.
  55. Padahal Allah yg membagikan rezki kpd setiap ciptaan-Nya, dan Dia pula yg memegang kunci2nya
  56. Dulu di masa Nabi, Arab itu sdh memiliki kandungan minyak yg melimpah, ttapi tdk digunakan, krna Allah belum berikan ilmunya
  57. Baru sekitar 100 th yg lalu manusia diberi sedikit ilmu ttg minyak, & itu sdh menjadi solusi bg banyk kebutuhan semua manusia
  58. Kemudian Allah memberikan sedikit ilmu ttg komunikasi, betapa bnyk org yg kaya karenanya & menjadi solusi persoalan2 manusia
  59. Ilmu yg diberikan Allah itu msh sedikit, dan mereka sdh menuduh Allah tdk mampu menyediakan rezki yg cukup bg ciptaan-Nya!
  60. Pdhal mereka bahkan blum sampai pd ilmu yg ada di zaman Nabi Sulaiman, dimana kargo dpt dipindahkan realtime spt SMS
  61. Maha Suci Allah dari tuduhan keji mereka itu!
  62. Padahal Allah memiliki cara sendiri untuk membagi2kan rezkinya kpd seluruh kehidupan yang diciptakan-Nya
  63. Kesalahan mendasar barat inilah yg membuat peradaban mereka kini di ambang kehancuran
  64. Dimana tdk ada lg suara tangis kehidupan baru di tengah mereka, dan yg ada hanya calon2 mayit.
  65. Shifting of civilization (peralihan peradaban) dari peradaban barat ke timur (Islam)
  66. bahwa kejayaan itu tidak permanent, sebagaimana masa kejatuhan yg tidak ABADI.
  67. Inilah yg dimaksud dengan tadaawul -bukan tadawaanul- hadharaat) atau peralihan peradaban.
  68. Kebangkrutan ekonomi yg kini dialami eropa hingga menimbulkan chaos di banyak Negara.
  69. Sama sekali tidak terkait dgn terorisme yg mereka identikkan dengan Islam.
  70. Tapi itu sebagai bukti bahwa sistim ekonomi mereka yg rapuh dan sarat kezaliman…
  71. makin memperkaya kehidupan orang kaya, melahirkan masyarakat yg hidup dalam kemewahan
  72. dimana segelintir dari mereka menguasai 80 hingga 90% uang yg beredar di tengah masyarakat tersebut.
  73. Ketika kemewahan hidup terjadi di tengah masyarakat, maka pada saat yg Sama kezaliman Dan aniaya dirasakan sebagian lainnya
  74. sedang kezaliman itu adalah kegelapan yg harus disingkirkan. Maka Rasul berkata, “Azh zhulmu, zhulumaat”.
  75. Maka slah 1 tanda kruntuhn sbuah bangsa&prdabanya skaligus adlh,ketika kmewahn mnjadi budaya yg dpertontonkn msyarakat hedonis.
  76. Inilah yg Allah firmankan, “wa idza aradnaa an nuhlika qaryatan amarna mutrafihaa…”

Makasar 17 Februari 2012.
 

Sumber : 
http://www.pkspiyungan.org/2012/02/taujih-anis-matta-pada-rakornas-pks.html
Read more »

Hidayat Nur Wahid: Survei LSI ke PKS Selalu Salah

Partai Keadilan Sejahtera (PKS) punya pengalaman panjang dengan Lembaga Survei Indonesia Indonesia (PKS) yang menempatkan posisi partai ini selalu terendah.

“Sejak Pemilu 1999, 2004, 2009, LSI menempatkan PKS dalam surveinya dalam posisinya yang rendah, tetapi hasilnya PKS mendapat tiga kali lipat yang disurvei LSI,” kata Anggota Dewan Majelis Syuro PKS Hidayat Nur Wahid kepada itoday, Selasa (21/2).

Kata Hidayat, saat dirinya menjadi Presiden PKS, sebelum Pemilu 2004, LSI pernah mengeluarkan survei bahwa suara PKS naik tidak akan lebih dari tiga persen. “Justru dalam Pemilu 2004, suara PKS sekitar 7,4 persen,” ungkapnya.

Menurut Hidayat LSI bukan kitab suci, surveinya bukan kebenaran bahkan tiga kali telah meleset semuanya. “bukan berati PKS boleh berandai-andai atau mengabaikan, ini penting untuk dijadikan pemicu agar PKS bekerja lebih efektif dan giat lagi, masih ada waktu yang panjang, dan PKS akan membuktikan survei LSI yang sekian kalinya salah,” papar Hidayat.

Lanjutnya, survei tidak boleh dijadikan hantu yang membuat PKS maupun partai lain menjadi ketakutan, panik menjadi sepenuhnya gagal. “Tidak boleh menjadikan survei itu segala-galanya. kalau survei yang menentukan buat apa pemilu,” pungkasnya.

Sumber : http://www.pk-sejahtera.org/content/hidayat-nur-wahid-survei-lsi-ke-pks-selalu-salah
Read more »

Pejabat India : Homoseksual adalah Perbuatan Amoral Dan Penyebab Virus HIV

Kementerian Dalam Negeri India mendesak Mahkamah Agung agar tetap melakukan pelarangan terhadap perilaku homoseksual. Karena hal itu dianggap bertentangan dengan alam dan berpotensi menyebarkan virus HIV.

Mahkamah Agung India mendapatkan puluhan petisi yang diajukan untuk membatalkan keputusan Pengadilan Tinggi India tahun 2009 tentang legalisasi hubungan seks sesama jenis. Beberapa aktivis sempat mengatakan, pelarangan itu merupakan hal yang kontradiktif dengan paham demokrasi yang dianut oleh India.

"Homoseksual adalah perbuatan yang amoral dan bertentangan dengan ketertiban sosial. Perilaku itu juga bertentangan dengan alam serta akan menjadi penyebab utama tersebarnya virus HIV," ujar salah seorang pejabat India, P.P. Malhorta, seperti dikutip AFP, Kamis (23/2/2012).

Malhorta juga menambahkan bahwa masyarakat India merupakan masyarakat yang anti-homoseksual. Pernyataan itu diklaim merupakan fakta dari survei yang dilakukan Law Commission.

"Hukum tidak bisa berjalan dengan terpisah dari masyarakat dan moral," imbuhnya.

Pada era penjajahan, India memiliki undang-undang yang melarang perilaku homoseksual di Negeri Bollywood itu. .

copas from : 
http://www.islamedia.web.id/2012/02/pejabat-india-homoseksual-adalah.html
Read more »

21 February, 2012

Menikah itu Ibadah

Risalah dan tugas hidup manusia adalah beribadah kepada Allah. Maka umat Islam harus berusaha menjadikan seluruh urusan hidupnya sebagai ibadah kepada Allah. Seluruh aktifitas hidupnya harus diarahkan sebagai alat mendekatkan diri kepada Allah. Mempergunakan seluruh fasilitas hidup yang ada untuk bertaqarub kepada Allah.

Oleh karena itu, makan, minum, olah raga, menikah, mendidik anak dan seluruh kegiatan hidup yang lain merupakan ibadah kepada Allah dan untuk mendekatkan diri kepada Allah. Selama, yang dilakukan itu berlandaskan ketaqwaan, semata-mata dilakukan untuk mencari ridha Allah dan menjauhi kemurkaan-Nya.

Dengan demikian, para pemuda Islam harus memandang pernikahan sebagai ibadah kepada Allah, dan hanya mengharap keridhaan dan pahala-Nya. Kedua belah pihak, baik suami maupun istri, harus mengetahui seluruh persoalan yang berkaitan dengan rumah tangga dan kehidupan suami istri sesuai tuntunan Islam. Mereka memahami aturan dan adab dalam berkeluarga, hak-hak dan kewajibannya, serta bersungguh-sungguh melaksanakan hak dan kewajiban itu. Dengan tolong-menolong, kasih sayang dan saling dukung suami istri untuk memperbaiki diri dan menguatkan amal islami, terwujudlah rahmat Allah dalam keluarga.

"Allah merahmati laki-laki yang bangun di tengah malam, ia shalat dan membangunkan istrinya. Jika istrinya enggan bangun, ia meneteskan air ke wajahnya. Allah juga merahmati wanita yang bangun di tengah malam, ia shalat dan membangunkan suaminya. Jika suaminya enggan bangun, ia meneteskan air ke wajahnya." (HR. Abu Daud, shahih)

COPAS FROM : 
http://www.bersamadakwah.com/2012/01/menikah-itu-ibadah.html
Read more »

Agar Selalu Seperti Pengantin Baru

Seorang lelaki yang telah menikah setahun sebelumnya, menghadiri sebuah walimah. Pakaiannya yang rapi, wajahnya yang sumringah serta bahasa tubuhnya membuat banyak orang mengira dialah pengantinnya.

"Tampaknya kau masih seperti pengantin saja," kata salah seorang temannya.
"Dia memang lelaki yang romantis," ujar teman lainnya.

"Aku akan selalu menjadi pengantin baru." Jawab lelaki itu penuh ketenangan.

Kisah yang dikutip Muhammad Al-Khady dalam bukunya Renew Your Marriage itu sungguh luar biasa. Di saat banyak pasangan merasakan kejenuhan dalam pernikahannya, ternyata ada pasangan-pasangan yang tetap merasakan bahwa hari-hari itu laksana bulan madu.

Ketika banyak rumah tangga dihinggapi perselisihan, bahkan malam yang dingin tak mampu menyejukkan panasnya suasana hati, ternyata ada pasangan yang –meskipun sudah menikah sangat lama- merasakan terbenamnya sang surya sebagai tibanya malam pertama.

Ketika banyak suami istri tak lagi merasakan kebahagiaan karena memperturutkan kebosanan, ternyata ada suami istri yang mampu mengelola kehidupan rumah tangganya sedemikian rupa sehingga meskipun rumah tangga telah berjalan sejak belasan tahun lalu, mereka masih merasa sebagai pengantin baru.

Lalu bagaimana caranya agar pengantin lama tetap merasa sebagai pengantin baru? Berikut sebagian langkah yang perlu ditempuh oleh pasangan muslim :

1. Memperbaharui niat dan komitmen
Bisa dikatakan, inilah poin paling utama dari kunci kebahagiaan dalam kehidupan berumah tangga. Jika niat suami istri ketika menikah adalah niat yang ikhlas –memenuhi panggilan Allah, mengikuti sunnah Rasulullah, menjaga diri, memelihara kehormatan, menyalurkan "potensi" secara halal, melahirkan generasi Islami- maka lamanya pernikahan takkan membuat maknanya berkurang.

Banyak pasangan yang bermasalah karena niat awal menikah sudah bermasalah. Maka yang menjadi orientasi utama adalah kecantikan, ketampanan, tubuh yang seksi, harta, dan sejenisnya. Begitu lewat beberapa tahun kecantikan memudar, wajah tak lagi rupawan, tubuh yang seksi berubah gendut, harta berkurang... ketika alasan itu tiada, lenyap pula cinta.

Niat dan komitmen-lah yang menjelaskan mengapa orang tua dan kakek nenek kita enjoy dalam mengayuh biduk rumah tangga, sangat berbeda dengan pasangan generasi hari ini yang kerap dilanda kasus perselingkuhan hingga cerai.

2. Selalu belajar memahami pasangan
Semakin lama berumah tangga semestinya membuat kita semakin mengenal dengan lebih dalam siapa suami atau istri kita. Bagaimana karakternya, apa kesukaannya, apa yang tidak disukainya, dan sebagainya.

Dengan pemahaman yang lebih komperehensif itu semestinya kita juga lebih mudah membuat pasangan bahagia, sekaligus lebih mencintai kita. Yang sangat disayangkan, banyak orang yang egois untuk menang dengan mengalahkan orang lain, termasuk pasangan. Artinya, kita sering ingin dipahami tetapi kita tidak mau memahami. Kita ingin dicintai tetapi tidak berusaha mencintai. Kita ingin bahagia tetapi tidak berusaha membuatnya bahagia.

Mengapa kita tidak memulainya dari diri kita. Percayalah, ketika kita mencintainya dengan tulus, "gelombang" itu akan mengundang resonansi yang membawa cinta sama.

3. Selalu belajar berkeluarga lebih baik dan lebih mesra
Belajar bisa melalui pengalaman, pelatihan, atau membaca. Semakin banyak ilmu berkeluarga yang kita pelajari, insya Allah semakin banyak bekal kita. Di zaman sekarang tersedia banyak sarana; mulai dari post-wedding training (daurah pasca nikah) hingga buku-buku pernikahan dan seni komunikasi.

Banyak kasus rumah tangga terjadi karena kurangnya komunikasi dan perhatian. Seorang konsultan keluarga bercerita bahwa sejumlah kasus perselingkuhan di awali oleh timbulnya kesepian. Merasa kesepian karena suami/istrinya jarang di rumah, lebih mengutamakan karir atau alasan lain. Di saat dibutuhkan ia tiada. Di saat perlu bicara tak ada yang mendengarkan. Di saat kedingininan, selimut itu hilang entah ke mana. Dari sana segalanya bisa bermula.

4. Menjaga kualitas "hubungan" dan mencipta variasi
Kadang sebagian istri tidak peduli dengan betapa monotonnya malam mereka. Apalagi ditambah dengan tampilan yang apa adanya. Bukan berarti suami yang seperti itu tidak ada. Bisa-bisa juga sama, atau lebih banyak. Karenanya suami istri perlu memperhatikan dirinya sendiri; tubuhnya, penampilannya, baunya, dan seterusnya. Bukankah Rasulullah pernah memberi solusi kepada seorang sahabat untuk merawat penampilannya dan solusi itu mencegahnya dari perceraian? Seperti itulah seharusnya.

Dengan demikian, olah raga itu penting. Menjaga makanan sehat juga penting. Memakai parfum saat bersama suami/istri itu penting. Memilih pakaian di waktu malam juga penting. Sering orang melakukan hal terbalik. Ketika berada di luar rumah luar biasa rapi, namun ketika berduaan dengan suami/istri tampil acak-acakan.

Menjaga kualitas "hubungan" dan menciptakan variasi-variasi dalam melewati malam merupakan kunci lain agar merasa seperti pengantin baru. Untuk alasan itu, ternyata ada suami istri yang membeli "baju tidur" lebih mahal dari jubah atau gamisnya. Dan ternyata tips itu cukup mujarab menstimulasi mereka merasa seperti pengantin baru.

5. Berdoa
Ini poin yang sangat penting, tidak tergantikan. "Ud'uunii aatajib lakum." Berdoalah kepadaKu niscaya Kukabulkan, demikian firmanNya. Termasuk dalam urusan rumah tangga, berdoalah. Sebut nama dia yang kau cinta dalam doa, lalu perhatikan efeknya!

Demikian beberapa poin yang perlu dilakukan agar selalu seperti pengantin baru. Tentu, masih banyak poin lain di luar yang lima itu. Wallaahu a'lam bish shawab.

COPAS FROM :
http://www.bersamadakwah.com/2011/11/agar-selalu-seperti-pengantin-baru.html
Read more »

Cinta Itu Artinya Setia

Cinta itu tidak selalu bisa diucapkan. Ada suami yang telah bertahun-tahun hidup bersama istrinya, namun tak sekalipun istrinya mendengar ia mengucapkan cinta. "Aku cinta kamu, sayang", "I love You", maupun kalimat-kalimat sejenisnya, tak pernah berbisik di telinga sang istri. Mungkin ayah atau kakek kita adalah contohnya.

Pun ada, istri yang tak pernah terdengar mengucap cinta pada suaminya. Biasanya perempuan seperti ini adalah istri dari suami yang juga tak mengatakan cinta. Mereka tidak mengucapkan cinta bukan berarti tak cinta. Karena cinta itu tak selalu mampu diucapkan, tetapi cinta dapat mereka rasakan dari pasangannya. Ada getar-getar yang begitu nyata mereka rasakan di kala berdekatan, berkomunikasi, bermadu kasih, perhatian, dan kesetiaan. Bagi mereka itu sudah cukup menjadi bukti cinta, tanpa harus keluar langsung dari lisan pasangannya.

Sebaliknya, ada suami atau istri yang sebenarnya tidak mencintai pasangannya, namun mereka mengatakan cinta. Buktinya adalah, mereka tidak setia.

"Aku cinta kamu", "I love You, honey", dan kalimat sejenis begitu mudah terucap dari bibir mereka. Namun bibir yang mengucap kalimat itu berkhianat dengan memagut bibir wanita lain di luar pengetahuan istrinya. Ia meyakinkan pasangannya dengan ikrar lisan, namun hatinya terikat pada lelaki atau wanita di luar sana. Ternyata tidak sedikit orang yang berselingkuh rajin mengucap cinta untuk menutupi kepura-puraannya.

Sepandai-pandainya tupai melompat, suatu saat akan jatuh juga. Sepintar-pintarnya orang menyembunyikan "pengkhianatan" kepada suami atau istrinya, suatu saat terbongkar juga. Ada yang ketahuan di belakang hari oleh istrinya sendiri, ada yang terpergok teman atau kerabat lalu disampaikan ke istri. Mungkin ada pula yang baru diketahui setelah ia meninggalkan dunia ini. Atau bahkan ada yang aman hingga Allah yang membuka rahasianya di yaumul hisab nanti.

Tentu yang ideal untuk masa sekarang adalah pasangan suami istri yang saling menyatakan cintanya dan setia dengan cinta yang diucapkannya. Terlebih bagi mereka yang tak saling kenal sebelumnya, kecuali sebatas ta'aruf menjelang pernikahan. Pernyataan cinta, sesegera setelah akad nikah, akan menyegerakan "kepastian" yang ditunggu istri atau suami bahwa keluarga mereka adalah keluarga cinta. Lalu kesetiaan itu semakin mengokohkan jiwa dan menyemaikan cinta.

Rasulullah pernah menasehati sahabatnya untuk menyatakan cinta kepada sahabat lain yang dicintainya; cinta karena ukhuwah, cinta dalam persaudaraan Islam. Maka kepada istri atau suami, cinta lebih berhak dinyatakan. Karena Rasulullah di lain kesempatan mensabdakan bahwa tak ada cinta antara dua orang yang melebihi pernikahan.

Cinta itu artinya setia. Jika engkau setia, maka cintamu hanya untuk istrimu saja. Cinta itu artinya setia. Jika engkau setia, maka tanganmu hanya untuk istrimu, takkan membelai wanita lainnya. Cinta itu artinya setia. Jika engkau setia, maka bibirmu hanya untuk istrimu, takkan bersentuhan dengan bibir wanita lain. Apalagi "kehormatan" mu.

COPAS FROM : 
http://www.bersamadakwah.com/2012/01/cinta-itu-artinya-setia.html
Read more »

Keajaiban Sedekah: Mengembalikan Keharmonisan Rumah Tangga

Keajaiban sedekah itu benar-benar luar biasa. Seorang laki-laki menceritakan keajaiban sedekah yang dialaminya, kemarin. Keajaiban sedekah dalam keharmonisan rumah tangga yang membuatnya takjub atas perubahan seketika istrinya.

Kisah itu bermula saat sang suami, sebut saja namanya Abdullah, tidak datang menjemput istrinya. Sang istri, sebut saja namanya Zahra, cemas karena Abdullah tidak membalas sms yang dikirimnya 15 menit yang lalu. Sambil terus berharap Abdullah datang, Zahra berusaha mencari kendaraan umum untuk pulang.

Hari sudah beranjak sore. Abdullah belum kelihatan, sementara kendaraan umum yang dinantikan juga belum datang.

Sementara itu, Abdullah sedang dalam perjalanan keluar kota. Ada transaksi perniagaan yang perlu ia selesaikan. Butuh waktu sekitar satu jam untuk bisa sampai di kota tujuan, waktu yang cukup lama dibandingkan dengan keperluan bisnisnya saat itu yang hanya membutuhkan waktu kurang dari setengah jam. Satu jam berikutnya ia sudah tiba kembali di kotanya. Adzan Maghrib membuatnya mengarahkan kemudi ke masjid tempat adzan itu berkumandang.

"Astaghfirullah, 39 misscall," katanya dalam hati begitu memeriksa HP. Sejumlah SMS juga mengantri belum terbaca. Sambil berjalan ke tempat wudhu, perasaan Abdullah mendadak berubah. SMS-SMS itu penuh kecewa dan marah, dari Zahra, istrinya.

"Laki-laki itu sukanya memang menyakiti"
"Aku tidak akan memaafkanmu"
Dan sejumlah kata-kata lainnya mengganggu langkah Abdullah menuju tempat wudhu.

***
Shalat Maghrib selesai. Abdullah melangkah keluar masjid. Dilihatnya seorang bapak tua sibuk mengatur kendaraan yang keluar masuk masjid.

"Ini kembaliannya, Pak," kata pak tua tukang parkir sambil bersiap menyodorkan beberapa lembar uang.
"Tidak usah Pak, itu untuk Bapak saja" jawab Abdullah.

***
Tidak langsung pulang, karena seperti itulah rencananya semula, sejak pagi buta. Selepas Isya' Abdullah perlu menghadiri sebuah pertemuan lagi. Beberapa saat kemudian kendaraannya telah berpindah tempat parkir di depan sebuah warung.

Perjalanan dan aktifitas lain seharian membuat Abdullah cukup lahap menikmati menu yang dipesannya. Ia baru sadar bahwa di depan warung langganannya itu telah berdiri seorang ibu tua meminta sedekah pada pengunjung warung.

"Terima kasih Pak," kata ibu tua menyambut Abdullah.

***
Sekitar lima menit berselang. Kini ibu yang lebih tua lagi. Abdullah merogoh kantongnya dan memberikan selembar uang. Wajah ibu tua itu sumringah melihat pemberian Abdullah yang sekitar sepuluh kali lipat pemberian rata-rata orang.

Belum lama Abdullah duduk kembali dan meneruskan makan, sebuah SMS masuk. "Zahra". Dari istrinya. Abdullah tidak tahu apa lagi yang akan dikatakan oleh istrinya, ia sengaja bersikap tenang menanggapi SMS-SMS sebelumnya, tanpa terpancing untuk ikut marah. Sebab Abdullah merasa ia sudah berusaha mengkomunikasikan dengan baik sejak pagi. Bahwa dirinya tidak berada di kantor, tidak bisa menjemput jika lewat Asar, dan seterusnya.

"Maafkan Zahra ya, jadi malu kalau nanti ketemu abang karena Zahra terlanjur sangat marah" kira-kira begitu bunyi SMS itu. Ternyata Zahra baru membaca SMS yang dikirim suaminya, tentang ke mana ia pergi dan pesan-pesan lainnya. Curigakah Zahra kepada Abdullah? Ceburukan ia? Abdullah tidak tahu pasti. Satu yang pasti SMS-SMS pasangan suami istri telah berganti menjadi SMS-SMS mesra.

***
Sedekah itu ajaib. Seperti yang dialami Abdullah, dan berjuta orang lainnya. Ada banyak keajaiban sedekah, baik yang datang seketika atau tanpa disangka. Dan cukuplah sedekah menjadi amal pilihan saat Rasulullah menyatakan bahwa sedekah adalah amal yang dicintai Allah.

“Sesungguhnya Allah Ta’ala itu Maha Memberi, Ia mencintai kedermawanan serta akhlak yang mulia” (HR. Al Baihaqi, di shahihkan Al Albani)
Read more »

Keluarga Bahagia Bukanlah Keluarga Tanpa Masalah

Sesungguhnya, keluarga tanpa masalah tidak pernah benar-benar ada. Suami istri bukanlah pasangan malaikat (dan malaikat memang tidak berpasangan). Keduanya adalah manusia yang kadang berbeda karakter dan sering kali berbeda pendapat. Tidak jarang suami istri terlibat saling menyalahkan, dan di sisi lain syetan selalu menggoda manusia.

Keluarga bahagia bukanlah keluarga tanpa masalah, tetapi keluarga bahagia adalah keluarga yang mampu memecahkan masalah. Jika niat awal menikah untuk mencapai ridha Ilahi, maka dalam perjalanannya ketika menghadapi masalah, solusinya pun harus solusi islami. Maka seorang suami akan memandang masalah yang terjadi bukanlah bersumber dari istrinya. Demikian pula sang istri tidak mempersepsikan suaminya sebagai biang masalah.

Hal terpenting dalam menyelesaikan masalah keluarga adalah komitmen menjalankan konsep Islam. Kesalahan memahami posisi suami menjadikan sebagian laki-laki merasa memiliki otoritas tak terbatas kepada istrinya. Sementara sebagian wanita beranggapan bahwa kefeminimannya adalah permainan bagi laki-laki. Persepsi ini membuat suami istri sulit untuk hidup dalam nuansa saling menasehati dan bermusyawarah atas permasalahan yang terjadi. Padahal diantara poin utama ajaran Islam adalah semangat syura, musyawarah. Termasuk dalam kehidupan berkeluarga.

Dengan adanya tujuan yang sama dan referensi pemecahan masalah yang sama, kebahagiaan berkeluarga lebih mudah direalisasikan. Tujuan yang sama –dengan ridha Ilahi sebagai tujuan terbesar- menjadikan suami istri mampu mengatasi segala permasalahan yang kelaki datang menyapa biduk pernikahan. Sekaligus mampu meminimalisir tekanan yang mungkin timbul. Referensi pemecahan masalah yang sama, dengan menjadikan Al-Qur’an dan sunnah sebagai undang-undang utama, membuat suami dan istri merasakan keadilan dalam setiap keputusan dan menanggalkan ego yang justru bisa mengancam utuhnya bahtera rumah tangga.

Hak ketiga untuk merealisasikan kebahagiaan adalah bersifat realistis, yakni dengan menerima kesalahan suami atau istri yang telah terjadi dan memaafkannya setelah ia menyadari serta berkomitmen akan memperbaikinya. Realistis juga berarti saling memahami karakter pasangan kita dan latar belakangnya. Mendapati suatu hal yang menurut kita masalah, tidak serta merta memandangnya sebagai kesalahan. Tetapi hal pertama yang kita tanyakan adalah mengapa terjadi demikian atau adakah latar belakang yang menjadi dasar hingga hal itu terjadi atau mengapa pasangan kita melakukannya.

Jika kita mau melihat kehidupan rumah tangga Rasulullah, sungguh kita akan mendapati perlakuan beliau kepada istri-istrinya sangat sesuai dengan karakter dan keadaan masing-masing istrinya. Aisyah yang saat itu masih muda, ia adalah istri yang paling “manja”. Maka Rasulullah pun menyediakan dirinya sebagai tempat bermanja. Pun saat Aisyah cemburu dan memecahkan tempat minum sewaktu Rasulullah sedang bersama sahabatnya. Rasulullah tidak berbalik marah, beliau hanya meminta maaf kepada sahabatnya jika merasa terganggu atas hal itu seraya mengatakan, “ibu kalian sedang marah.” Subhaanallah, mulia dan indahnya. Bisakah kita?

sumber copas : 
http://www.bersamadakwah.com/2012/01/keluarga-bahagia-bukanlah-keluarga.html
Read more »

Yusuf Qardhawi Seru Dunia Arab Lindungi Al Aqsha

Ketua Persatuan Ulama Dunia Dr. Yusuf Al-Qardhawi yang juga ketua dewan pendiri Al-Quds Institution Internasional menyerukan dunia Arab untuk melindungi Masjid Al-Aqsha dan menghadang semua ancaman Yahudi yang akan menghancurkan Masjid itu. Seruan ini ditegaskan kembali menyusul serangan puluhan pemukim dan polisi Zionis yang menyerbu Al-Aqsha Ahad (19/2) lalu.

Qardhawi menyerukan rakyat Palestina baik yang ada di Tepi Barat maupun Jalur Gaza, bangsa Arab Mesir, Jordania, Suriah serta negara tetangga untuk melakukan intifadah melindungi Al-Aqsha dan membebaskannya dari penjajahan Zionis.

Qardhawi juga memperingatkan kelompok-kelompok Yahudi radikal atas penodaan mereka terhadap Al-Aqsha, sebab Al-Aqsha adalah “garis merah” yang tidak boleh diganggu sama sekali. Zionis harus sadar, kata Qardhawi, bahwa saat ini umat Islam tidak tidur, mereka sedang mengalami musim semi Arab, dan mata telinga umat Islam selalu memantau gerak kaum Zionis.

Seperti diberitakan sebelumnya, bentrokan antara umat Islam Palestina dan Zionis tak terhindarkan ketika puluhan pemukim Zionis menyerbu masuk area masjid. Polisi Zionis yang jumlahnya cukup banyak turut mendukung aksi anarkis pemukim itu seraya melindungi mereka agar bebas beraksi di hari yang bertepatan dengan ritual Talmud.

Sebelumnya, beberapa organisasi radikal Zionis telah menyerukan untuk menyerbu Al Aqsha agar pembangunan kuil Solomon bisa dilakukan di atas puing Al Aqsha. Diantara kelompok radikal itu adalah forum wanita Haikal, yang anggotanya adalah wanita-wanita Israel. Mereka menggalang aksi penyerbuan secara terus menerus ke Al-Aqsha, dengan mengkhususkan dua hari untuk menodai masjid Al-Aqsha. Seruan provokatif itu juga disebarkan melalui jejaring sosial. Aksi forum wanita Haikal mencuat pekan lalu. 

sumber copas : 
http://www.bersamadakwah.com/2012/02/yusuf-qardhawi-seru-dunia-arab-lindungi.html
Read more »

20 February, 2012

Orang Kristen aja dukung FPI: "Saya, seorang Kristiani yang mendukung FPI"

Dukungan terhadap Front Pembela Islam (FPI) terus mengalir. Jika umat Islam, tentu sudah menjadi kewajiban mendukung aksi Amar Ma’ruf Nahi Munkar dan berdiri bersama-sama saudara Muslim menegakkan kebenaran dan membelas saudara-saudara Muslimd dari fitnah orang-orang kafir. Setelah perwakilan dari berbagai ormas Islam besar dan masyarakat Muslim pada umumnya menyatakan dukungan mereka terhadap FPI, ternyata ada juga seorang Kritstiani yang mendukung FPI. Berikut adalah tulisan seorang Kristiani berjudul “Saya, seorang Kristian Mendukung FPI”, yang dikutip dari kompasiana.com:
 ***
Siapa tak yang tak mengenal FPI? Tiga huruf itu adalah singkatan dari Front Pembela Islam. Ormas Islam yang sering dikait-kaitkan dengan ‘tradisi’ kekerasan. Pada dasarnya prinsip utama FPI adalah menegakkan Amar Maruf Nahi Mungkar [mengajak kebaikan dan memerangi kejahatan] tapi apa boleh buat, media sudah ‘berhasil’ mengekspos FPi dengan ‘budaya’ kekerasannya dan (kebanyakan) orang Indonesia sudah memberi nilai buruk terhadap FPI. Saya sebagai seorang Kristiani (penganut Katholik) sedikit miris ketika media memberitakan kekerasan-kekerasan yang dilakukan FPI. Dan saya pun sempat merasa tidak suka dengan keberadaan FPI di Indonesia. Mulai dari tragedi Monas, penutupan bar, demo anti miras, dll. Saya merasa bosan dengan kekerasan-kekerasan yang dilakukan FPI. Dan masyarakat pun seakan juga tak setuju jika FPI memakai ‘embel-embel’ Islam. Karena menurut mereka, Islam itu damai, mencintai perbedaan dan bukan kekerasan.
Seiring berjalannya waktu, tak terdengar berita tentang FPI. Tiba-tiba Indonesia dikejutkan dengan berita ‘Penolakan FPI di Palangkaraya’. Sejenak saya tercengang. Seketika itu pula saya mulai penasaran dengan FPI. Mengapa FPI sampai ditolak di Palangkaraya?. Saya mencari info-info.
Hingga saya mulai merenung, mengapa masyarakat tidak berpikir ‘apa yang melatarbelakangi FPI untuk melakukan kekerasan’. Sejak itu saya menyimpulkan, bahwa pasti ada sebab yang membuat FPI beraksi. Contohnya, saat FPI melabrak belasan anggota PDIP bertemu dengan mantan anggota PKI di Blitar. Menurut saya, FPI telah berusaha menghilangkan keberadaan PKI sampai pada akar-akarnya. Dan itu saya setuju. Walaupun hanya bertemu ‘mantan’ anggota PKI, jika pertemuan itu terjadi berkala bisa memungkinkan PKI tumbuh kembali di Indonesia. Kemudian soal Demo Miras, itupun saya juga setuju. Pemerintah macam apa yang berani mencabut UU larangan Miras? itupun FPI masih disalahkan. Padahal jika langkah yang digagas pemerintah untuk mencabut UU larangan miras, mau jadi apa negeri ini? jadi negeri yang menghalalkan miras?. Itu saja dua contoh yang ‘me-miris-kan’. Tidakkah media memberitakan ketika anggota FPI membantu mengevakuasi 70.000 korban tsunami Aceh? Tidakkah media memberitakan ketika FPI mendirikan posko bencana gunung Merapi?, sungguh aneh.
Dan pencarian info tentang FPI terus saya lanjutkan. Saya singgah di sebuah forum di internet yang notabene menghujat dan menolak FPI. Tapi ada satu komentar yang menarik menurut saya untuk dibagikan kepada member Kompasiana. User itu bernama adiet87smg, dia menulis:
“hidup d jman skrg emang aneh. kbodohan udh ada dmana2, orang mau berbuat baek aja susah. jadi inget tuh pas jamanx nabi. nabi aja pas dakwah n ngajak manusia kpd kebaikan, mlh beliau dilempar pke kotoran. gile bgt kand? sama kyak skrg, ngajak orng brbuat baik eh malah dimusuhin, dikutuk, n disuruh bubar. bner2 jman edan kali yak!”
Saya jadi teringat ketika ada demo penolakan FPI di bundaran HI. Kebanyakan dari peserta demo adalah kamum gay, lesbian, tuna susila, dan semacamnya. Wajar jika mereka menolak FPI, karena memang status mereka bertentangan dengan agama. Dan kagetnya lagi, saya mendapat info bahwa penggerak demo Penolakan FPI adalah Ulil Abshar Abdalla, fungsionaris partai Demokrat yang sedang terjerat kasus korupsi dan disebut-sebut juga sebagai anggota JIL [Jaringan Islam liberal]. Wow. Pantas saja Ulil Abshar Abdalla menggerakkan massa untuk menolak keberadaan FPI, karena FPI telah mencatut namanya sebagai salah satu oknum yang bersembunyi di Partai yang kebanyakan anggotanya sedang terjerat kasus korupsi. Tentang berita penolakan FPI di Palangkaraya, itu juga disebut-sebut sebagai upaya Ulil Abshar Abdalla untuk ‘memusnahkan’ FPI dari dunia ini. Padahal warga Dayak sendiri yang meminta FPI berdiri di Kalteng
Saya sebagai penganut Katholik, mendukung upaya FPI untuk memerangi kejahatan. 
Penulis: Lia Christine

http://arrahmah.com/read/2012/02/19/18199-orang-kristen-aja-dukung-fpi-saya-seorang-kristiani-yang-mendukung-fpi.html
Read more »

 

PKS TV Sudan