Dukungan terhadap Front Pembela Islam (FPI) terus mengalir. Jika umat Islam, tentu sudah menjadi kewajiban mendukung aksi Amar Ma’ruf Nahi Munkar dan
berdiri bersama-sama saudara Muslim menegakkan kebenaran dan membelas
saudara-saudara Muslimd dari fitnah orang-orang kafir. Setelah
perwakilan dari berbagai ormas Islam besar dan masyarakat Muslim pada
umumnya menyatakan dukungan mereka terhadap FPI, ternyata ada juga
seorang Kritstiani yang mendukung FPI. Berikut adalah tulisan seorang
Kristiani berjudul “Saya, seorang Kristian Mendukung FPI”, yang dikutip
dari kompasiana.com:
***
Siapa tak yang tak mengenal FPI? Tiga huruf itu adalah singkatan dari
Front Pembela Islam. Ormas Islam yang sering dikait-kaitkan dengan
‘tradisi’ kekerasan. Pada dasarnya prinsip utama FPI adalah menegakkan Amar Maruf Nahi Mungkar [mengajak
kebaikan dan memerangi kejahatan] tapi apa boleh buat, media sudah
‘berhasil’ mengekspos FPi dengan ‘budaya’ kekerasannya dan (kebanyakan)
orang Indonesia sudah memberi nilai buruk terhadap FPI. Saya sebagai
seorang Kristiani (penganut Katholik) sedikit miris ketika media
memberitakan kekerasan-kekerasan yang dilakukan FPI. Dan saya pun sempat
merasa tidak suka dengan keberadaan FPI di Indonesia. Mulai dari
tragedi Monas, penutupan bar, demo anti miras, dll. Saya merasa bosan
dengan kekerasan-kekerasan yang dilakukan FPI. Dan masyarakat pun seakan
juga tak setuju jika FPI memakai ‘embel-embel’ Islam. Karena menurut
mereka, Islam itu damai, mencintai perbedaan dan bukan kekerasan.
Seiring berjalannya waktu, tak terdengar berita tentang FPI.
Tiba-tiba Indonesia dikejutkan dengan berita ‘Penolakan FPI di
Palangkaraya’. Sejenak saya tercengang. Seketika itu pula saya mulai
penasaran dengan FPI. Mengapa FPI sampai ditolak di Palangkaraya?. Saya
mencari info-info.
Hingga saya mulai merenung, mengapa masyarakat tidak berpikir ‘apa
yang melatarbelakangi FPI untuk melakukan kekerasan’. Sejak itu saya
menyimpulkan, bahwa pasti ada sebab yang membuat FPI beraksi. Contohnya,
saat FPI melabrak belasan anggota PDIP bertemu dengan mantan anggota
PKI di Blitar. Menurut saya, FPI telah berusaha menghilangkan keberadaan
PKI sampai pada akar-akarnya. Dan itu saya setuju. Walaupun hanya
bertemu ‘mantan’ anggota PKI, jika pertemuan itu terjadi berkala bisa
memungkinkan PKI tumbuh kembali di Indonesia. Kemudian soal Demo Miras,
itupun saya juga setuju. Pemerintah macam apa yang berani mencabut UU
larangan Miras? itupun FPI masih disalahkan. Padahal jika langkah yang
digagas pemerintah untuk mencabut UU larangan miras, mau jadi apa negeri
ini? jadi negeri yang menghalalkan miras?. Itu saja dua contoh yang
‘me-miris-kan’. Tidakkah media memberitakan ketika anggota FPI membantu
mengevakuasi 70.000 korban tsunami Aceh? Tidakkah media memberitakan
ketika FPI mendirikan posko bencana gunung Merapi?, sungguh aneh.
Dan pencarian info tentang FPI terus saya lanjutkan. Saya singgah di
sebuah forum di internet yang notabene menghujat dan menolak FPI. Tapi
ada satu komentar yang menarik menurut saya untuk dibagikan kepada
member Kompasiana. User itu bernama adiet87smg, dia menulis:
“hidup d jman skrg emang aneh. kbodohan udh ada dmana2, orang mau berbuat baek aja susah. jadi inget tuh pas jamanx nabi. nabi aja pas dakwah n ngajak manusia kpd kebaikan, mlh beliau dilempar pke kotoran. gile bgt kand? sama kyak skrg, ngajak orng brbuat baik eh malah dimusuhin, dikutuk, n disuruh bubar. bner2 jman edan kali yak!”
Saya jadi teringat ketika ada demo penolakan FPI di bundaran HI.
Kebanyakan dari peserta demo adalah kamum gay, lesbian, tuna susila, dan
semacamnya. Wajar jika mereka menolak FPI, karena memang status mereka
bertentangan dengan agama. Dan kagetnya lagi, saya mendapat info bahwa
penggerak demo Penolakan FPI adalah Ulil Abshar Abdalla, fungsionaris
partai Demokrat yang sedang terjerat kasus korupsi dan disebut-sebut
juga sebagai anggota JIL [Jaringan Islam liberal]. Wow. Pantas saja Ulil
Abshar Abdalla menggerakkan massa untuk menolak keberadaan FPI, karena
FPI telah mencatut namanya sebagai salah satu oknum yang bersembunyi di
Partai yang kebanyakan anggotanya sedang terjerat kasus korupsi. Tentang
berita penolakan FPI di Palangkaraya, itu juga disebut-sebut sebagai
upaya Ulil Abshar Abdalla untuk ‘memusnahkan’ FPI dari dunia ini.
Padahal warga Dayak sendiri yang meminta FPI berdiri di Kalteng
Saya sebagai penganut Katholik, mendukung upaya FPI untuk memerangi kejahatan.
Penulis: Lia Christine
http://arrahmah.com/read/2012/02/19/18199-orang-kristen-aja-dukung-fpi-saya-seorang-kristiani-yang-mendukung-fpi.html
0 komentar:
Post a Comment