Oleh: Iman Sulaiman
Para penentang dakwah Rasulullah di awal-awal masa kenabian jumlahnya sangat banyak. Namun hanya satu orang saja yang namanya disebut dalam Al-Qur’an, yaitu Abu Lahab. Bahkan namanya diabadikan menjadi nama salah satu surat, yaitu surat Al-Lahab.
Jika dilihat dari sisi tindak kejahatannya, sungguh banyak tokoh musyrik Quraisy yang lebih jahat daripada Abu Lahab. Misalnya Abu Jahal, dialah tokoh musyrikin yang telah membunuh dua sahabat Nabi, yakni Yasir dan Sumayyah. Bahkan Abu Jahal juga nyaris membunuh anak Yasir yang bernama Ammar, kalau saja ia tidak memenuhi keinginan gembong musyrikin itu untuk mengucapkan kata-kata kekufuran karena tidak tahan atas penyiksaan yang diterimanya.
Tokoh lain yang tak kalah jahatnya adalah Umayyah bin Khalaf yang menyiksa Bilal. Ada pula Walid bin Mughirah, dan lain-lain. Tetapi mengapa hanya Abu Lahab yang disebutkan namanya dalam Al-Qur’an? Padahal dalam catatan sejarah tidak pernah disebutkan ada seorang sahabat yang menjadi korban penyiksaannya.
Ternyata, bentuk kejahatan yang dilakukan oleh Abu Lahab adalah berupa perang opini, pengalihan isue dan pemutarbalikan fakta. Dan ini lebih dahsyat dari pembunuhan!
Suatu kali Rasulullah berdiri di atas bukit untuk mendakwahi kaumnya, diawali dengan pengkondisian untuk menggiring kaumnya agar meyakini kebenaran yang disampaikannya dengan pertanyaan, “Bagaimana sekiranya kalau aku mengabarkan kepada kalian, bahwa musuh di balik bukit ini akan segera menyergap kalian, apakah kalian akan membenarkanku?”
Mereka menjawab, “Ya, kami membenarkannya karena tidak pernah satu kali pun kami mendapatkan kamu berdusta.”
Beliau bersabda lagi, “Sesungguhnya aku adalah seorang pemberi peringatan bagi kalian. Sesungguhnya di hadapanku akan ada adzab yang pedih.”
Saat itu Abu Lahab pun berkata, “Apakah untuk tujuan ini kamu mengumpulkan kami? Sungguh kecelakaan bagimu.”
Akibat lontaran tersebut, maka buyarlah suasana yang telah dikondisikan Rasulullah tersebut, sehingga pada waktu itu tidak ada satu pun yang menyambut ajakannya.
Abu Lahab adalah paman Rasulullah yang seharusnya memberikan pembelaan kepada keponakannya sebagaimana yang dilakukan Abu Thalib, namun dia malah menghina, mencaci dan menjelek-jelekan Rasulullah. Mengungtit Rasulullah kemana pun pergi dan menyeru orang-orang untuk tidak mempercayai ucapan dan ajakan Rasulullah. Dia mendatangi perkumpulan-perkumpulan dan menyerukan bahwa yang dibawa Nabi Muhammad adalah kebohongan dan sihir yang bisa memecah belah ikatan keluarga dan peraudaraan.
Demikianlah kejahatan Abu Lahab yang menunjukkan bahwa kejahatan berupa penyebaran fitnah, pemutar balikan fakta, pembunuhan karakter, pemunculan isue dan opini yang menyesatkan itu lebih jahat daripada kejahatan fisik. Sehingga siksa yang ditimpakan Allah kepadanya di dunia pun begitu mengerikan dan menjijikkan. Abu Lahab terkena penyakit yang membuat sekujur tubuhnya berbau busuk. Maka tidak ada seorang pun yang tahan untuk mendekatinya. Saat ia mati, tidak ada seorangpun yang sanggup menguburkannya dengan cara yang wajar, tubuhnya diseret-seret dengan tongkat yang panjang hingga masuk ke liang kubur! Kita berlindung kepada Allah dari kehinaan seperti ini.
Hari ini, banyak orang yang melakukan kejahatan perang opini yang jauh lebih dahsyat daripada yang dilakukan oleh Abu Lahab, karena sarana-sarana modern yang digunakannya (televisi, internet, radio dan lain-lain) memiliki daya rusak dan daya sebar yang tidak terbatas.
Tapi secanggih apa pun makar yang dibuat oleh mereka, tetap tidak akan bisa membungkam kebenaran. Sebab Pemilik kebenaran, Allah SWT, telah berfirman, “Mereka hendak memadamkan cahaya Allah dengan mulut mereka, tetapi Allah tetap menyempurnakan cahaya-Nya meskipun orang-orang kafir membencinya.” (QS. Ash-Shaf: 8).
Sejarah akan berulang, peristiwa dan akibat kesudahannya bisa sama, hanya pelaku dan tempatnya saja yang berbeda. Wallahu A’alamu bi Shawab.
Sumber : http://www.al-intima.com/nasehat/abu-lahab-dan-perang-opini
0 komentar:
Post a Comment